implisit
/
0 Comments
kemarin.
Saat paling bahagia yang pernah tercipta. Saat dimana kesedihan dibalut tawa. Dan saat dimana dia bisa menghembuskan nafasnya dengan semangat.
Jalanan kota menjelang senja itu: ramai. Kita terlalu menikmati percakapan hingga cahaya matahari digantikan oleh cahaya kendaraan dan gedung. sambil merasakan semilir angin yang lewat begitu saja menghempaskan semua rasa yang pernah ada.
Kamu menjelaskan dengan sangat rapih. Lagi-lagi dia terlarut dalam semua skenario yang telah tercipta dan dilalui bersama, sekarang giliran dia yang menjalankan skenario selanjutnya. Skenario kali ini harus berbeda. Kamu harus lebih mempermainkan pikiranmu. Selama ini, pikirannya sudah tersusun rapih untuk suatu waktu yang tercipta saat sekarang ini. Sebenernya emang bukan inikan maumu? Bukan ini juga maunya.
Tapi,
apakah kamu akan terus menampar dirimu sendiri, karena ada satu tanganmu ketika hatinya ada di hatimu, dan sisa tanganmu yang lain memegang hati yang lain juga?
Untuk terus bertahan menjadi sesuatu yang sia-sia hanya akan menjadikan dirinya seperti sampah.
Sampah itu kalo nggak dibuang ya didaur ulang. Tapi dia tidak semudah itu untuk terus didaur ulang. Kali ini dia lebih baik dibuang. tapi tidak untuk diasingkan.
now playing: How To Save A Life - The Fray.
now playing: How To Save A Life - The Fray.