Acara sih sebenernya banyak, dari ajakan naik gunung, pantai, goa, ngerayain 17an di berbagai tempat deh. Ada gitu yang ngajakin ke kampung halamannya, ikutan pulang kampung bareng keluarganya, untung gue masih punya malu, jadi mending gue nyusul aja sama temennya yang juga mau liburan bareng-bareng. Senin itu(12/08/2013), berangkatlah gue pagi-pagi dari rumah menuju terminal Depok bertemu temennya, dari situ kami naik bis ke Kuningan, yang biasanya harganya 40-50rb beralasan lebaran harga dinaikkan dua kali lipat menjadi 80rb. Gileeeeeee. Terpaksalah membayar segitu, tulisannya sih patas, tapi sumpek, asap rokok dan bau keringat. Berangkat pukul 7pagi, sampai di Kuningan pukul 1siang, ternyata untuk menuju ke kampungnya harus ditempuh dengan angkutan lagi sampai ke Cipasung, lumayan 1jam perjalanan. Dari Cipasung gak ada kendaraan, jadinya gantian dijemput bolak balik naik motor, jalanan naik turun, gradakan, diperkirakan bolak balik 1,5jam. Kasiannya sih yang jemput bolak baliknya itu hehe.


Akhirnya sampai juga di suatu tempat yang bernama desa Selajambe, Kuningan. Hari itu langsung tepar, sampai juga pukul 5sore, sehabis isya juga langsung tidur.

Besok tuh (13/08/2013), petualangan dimulai, bangun tidur di pagi hari, udara segar, langsung memancing ikan di Empang deket rumah, kalau mau makan kita harus berusaha dulu, yang laki-laki sibuk mancing, saya sibuk mendokumentasikan dan menyemangati saja hehe. Matahari sudah mulai terik, kami semua sudah mulai kelelahan, hasil pancingan yang tadinya dapat 3 ekor (pas banget satu orang satu) lepas 1 ekor, eh pas dipotong 1 ekor lagi lepas, jadi sisa satu untuk dimakan, ujung-ujungnya makan ikan yang udah ada di rumah.

ayoooo pancing ikannya
yang gue dapet cuma ikan begini dan dilepas lagi, kasian.
Mujaer
bakaaaar
Perut sudah kenyang, siangnya kami pergi ke sawah, rencana mau ngambil kelapa terus minum airnya, kan seger tuh siang-siang minum air kelapa. ternyata, dua lelaki itu tidak ada yang bisa diharapkan, pada gamau manjat pohon kelapa, banyak semut merahnya sih. Jadinya, kami bakar singkong deh. Anginnya sih dingin tapi panasnya teriiiiik banget, enak buat tidur.

sawahnya kering
hasil penggalian singkong

hasil bakarannya. enaaak loh
Setelah panas-panasan main di sawah, kami kembali ke rumah dan berencana sorenya main air di sungi. Lanjutlah kami ke sungai, rencana mau mandi gajadi karena airnya yang dingin banget, jadinya cuma nyuci-nyuci aja, sayang juga sih kalo di sungai buat nyuci pake detergen ya tapi memang di sana sudah menjadi kebiasaan, orang-orang juga kalo mau mandi ataupun mencuci pasti ke sungai, ramai-ramai. Beruntunglah kalian yang masa kecilnya masih bisa bermain di sungai, banyak anak kecil bahagia bermain air di sungai bareng teman-temannya, telanjang sambil lompat-lompat ke air.

nyuci dulu
Hari sudah semakin sore, kami pun kembali ke rumah. malamnya kami lanjutkan membakar ayam untuk makan malam. Karena terlalu banyak aktivitas kami di siang hari, malamnya kami langsung tidur cepat. memang disini pukul 8malam suasana sudah sepi. Tenang sekali.

Hari berikutnya (14/08/2013), gue ditinggal di rumah sendirian, mereka pada ke kota membeli logistik buat perjalanan besok. Ditinggal dari pagi sampai sore, karena memang lama di jalannya. Malam terakhir di Sela Jambe, terimakasih yang sudah mengajak saya ke sini. Hidup itu tidak sesulit dibayangkan dan tidak semudah dijalankan, tapi bahagia itu sederhana dengan menikmati hidup. Malam itu, lagi-lagi langit terang bulan dan bintang, kemudian aku masuk ke rumah, inget banget karna aku gabisa langsung tidur, aku nyanyiin kamu beberapa lagu, gak peduli suaraku jelek, kamu pun tertidur pulas.

Tengah malam gue terbangun, badan sakit, ah tidak gue flu! Naik gunung sakit itu gak enak. sungguh tidak enak. menyiksa.

Hobi baruku: menatap wajahmu saat tidur. adem :)
(15/08/2013) Akhirnya ke kota juga, lanjut ke gunung deh. karena gak ada kendaraan/transportasi umum, kami memutuskan menumpang truk, kalau diingat-ingat lucu sekali, selama satu jam kami di dalam truk ugal-ugal karena jalanan yang rusak, meliak-liuk, naik turun bukit, mual duluan sebelum naik gunung haha.

Akhirnya sampai juga di desa Linggajati, rombongan kami bertambah menjadi 4orang laki-laki dan 2orang perempuan. Semangaaat!

ayoo semangat, gunungnya masih jauh di depan :'D
engap juga permulaan aspal yg menanjak

Ciremai 3078mdpl, merupakan gunung berapi tertinggi di Jawa Barat, yang juga memiliki kawah di puncaknya. Mirisnya, gak ada sumber air di gunungnya, mata air cuma ada di pos bawah, jadi ya memang berasa banget deh. Kami sih emang rencana jalan santai, target ya jam 4 dimanapun itu sudah buka tenda, yang penting ada tempat buat camp sementara. Dikarenakan tiap liat akar kami langsung duduk, jadi kami sebut sebagai tim akar haha dikit-dikit duduk. Camp pertama kami di Kuburan Batu, banyak yang bilang sih ini tempat paling mistis di gunung ini, karna niat kami baik ya kami pun baik-baik saja. Pos selanjutnya yang biasa buat camp (pangalap) juga penuh jadi kami putuskan untuk camp disini saja.

Malamnya, gue masak makan malam dan teh anget(irit air) sambil duduk dan ngobrol ngalor ngidul diiringi suara musik. Malam itu sekeliling kami juga ramai orang yang camp, jadi suasana tidak terlalu mencekam, karena Ciremai saat itu, ramai pendaki. Tidak ada yang begadang, karena memang besok pagi kita harus udah bangun dan siap trekking lagi.

camp pertama: Kuburan Kuda
full team

Paginya (16/08/2013), kami sudah bangun untuk masak, udaranya sangaaaat dingin, bulannya juga masih terlihat dengan jelas, tidur semalam benar-benar pulas. pagi-paginya langsung segar. Mari kitalanjutkan mendaki. Gak lama lewatin tanjakan, sampai juga di pos Pangalap, ternyata bertemu rombongan lain yang memang ingin bergabung, dari teman-teman mapala lain.

Kami semua bersatu menjadi Tim Akar (7orang laki-laki) dan Tim Batu(5orang perempuan). Dimana ada akar atau batu, disitulah kami berhenti. Yang perempuan jalan lebih dulu, yang laki-laki mengikuti di belakangnya. pendakian jadi semakin ramai dan seru.

Haaaaaaaaaaaaaaiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!
tanjakan Saruni
Kami semua memang mendaki santai, jadi menikmati perjalanan saja, ketawa-tawa, beban di punggung tidak berasa berat padahal mah berat beneran, target pun sama, pukul 4-5 sore sudah buka tenda mencari lapak. alhasil, kami berhenti di pos Batu Lingga, rencana mau di Sanggabuana 2 ternyata sudah ramaiii, sanggabuana 1 juga ramai. mumpung Batu Lingga masih kosong, tenda kamilah yang duluan mengisi tempat ini, dan langsung bikin api unggun karena udara yang semakin dingin.

Batu Lingga
Tim Akar & Tim Batu
Rencana ingin upacara 17an di puncak gagal, ciremai saat itu bener-bener ramai, kami berencana naik ke puncak agak siang, jadi yang lain udah pada turun kami baru naik, debu, panas, tanajakan terjal berbatu sampai puncak, gak ada air, fisik gue semakin drop, karena memang lagi gak enak badan, suara juga semakin hilang. Tapi, pemandangannya indah banget, bisa liat laut jawa, garis pantainya dengan jelas, kota, dan melihat awan di bawah gue. Ini nih yang gue rasain sekarang belum tentu bisa dirasain sehari-hari dan sama banyak orang. cuma orang-orang yang bermental lah yang mau naik nih gunung. hebat!


Akhirnya sampai juga di puncak (17/08/2013), Selamat hari kemerdekaan negara Republik Indonesia. "Negara gak akan pernah kekurangan pemimpin apabila generasi mudanya suka naik gunung"

situasi pertama kali sampai puncak
Kawahnya mengering, putih.
Keep solid and hike mountain.
Edelweiss mekar
me.love.you
Hiduplah Indonesia Raya!
Siang itu kami beristirahat sejenak di puncak sambil menikmati sisa snack, ada yang berfoto-foto, ada yang merenung, dan ada yang tiduran. Alhamdulillah, untuk yang kedua kalinya, gue bisa mencapai tempat ini lagi, dengan pengalaman yang berbeda. Lain waktu, lain kesempatan semoga bisa kembali menikmati Ciremai. sama kamu juga.

Lanjut turun ke bawah, sorenya, ah terlalu lama ternyata kami menghabiskan waktu di puncak. Katanya sih, di goa walet ada sumber air dari tetesan stalaktit, hmmm memang ada, tapi perlu waktu lama kali ya sampe botol akua bisa terisi penuh :|
Bertahaaan ayo bertahan sampai 4jam ke depan, di Cigowong ada sungai, airrrrr!

Apabila terlalu memaksakan turun ke bawah malam itu sangat kurang baik, sebagian ada juga yang tidak membawa senter, kaki juga sudah mulai lemas, kondisi fisik melemah, karena seharian yang kekurangan air. Jadi malam itu kami putuskan untuk membuka tenda(lagi) di Cigowong, sampai Cigowong juga sudah malem, pukul 8malem.

Disini terdapat aliran sungai yang masih bening, airnya juga enak untuk langsung diminum, bener-bener pelepas dahaga banget, surga sekali rasanya. Malamnya kami masak tidak takut kehabisan air, karena sungai yang dekat juga dari tempat camp. perbekalan dihabiskan, malamnya juga bisa bergadang.

Kaga ada yang bangun pagi, kesiangan semua, (18/08/2013), karena memang perjalanan kemarin sungguh melelahkan, kami pun melanjutkan perjalanan pulang di siang hari. Lariiii, sampai bawah tukang bakso dan mie ayam menanti!

Pos Cigowong, surganya gunung Ciremai
Sampai jumpa lagi, Tim Akar.

Sampai jumpa lagi, Tim Batu.
Enaknya, sehabis turun gunung kita berendam air panas. Dan yap, kami semua, dengan kondisi baru turun gunung, mendatangi sebuah pemandian air panas, lupa kalo hari itu minggu, tempat itu ramai dan semua mata tertuju pada kami hahaha. Segarnya, udara yang dingin berendam di air panas, pegal-pegal hilang. Malamnya kami ke rumah salah satu tim kami untuk beristirahat, di daerah Cirebon. Akhirnya bisa istirahat lagi.

Sampai jumpa lagi, Ciremai. 
19/08/2013. Hari demi hari, detik demi detik, kita bersama, mau tidur yang aku lihat kamu, bangun tidur pun yang kulihat kamu, sepanjang hari, sepanjang waktu, bersamamu. Rasanya, aku gak ingin cepat-cepat sampai ke rumah, gapapa lama asal sama kamu. Kita begitu dekat, tanpa terasa sudah tujuh hari kita bersama, semoga lain waktu kita bisa bersama lebih lama lagi, ataupun selamanya. (Bus Luragung, Kuningan-Kp.Rambutan).
He's a monster, you're a clown. There's always laugh through my tears.

Rahmania Habiba. Powered by Blogger.