Akhir tahun kali ini di rumah saja. Menemani uti, sekaligus masakin uti pancake, beberapa tahun belakangan ini, uti selalu ngerasain pergantian tahun sendirian di rumah. Sekaligus disamperin pacar bikin hati makin adem.

Sudah cukup puas aku merasakan hari-hari di tahun 2015. Begitu banyak kegiatan penting yang malah tidak sempat aku catat di blog ini. Entah sibuk. tidak sempat. atau emang malas. Tentunya masih ada hutang catatan yang tetap harus diselesaikan kapanpun.

Berikut lima hal penting di tahun 2015:

1.
Tahun ini memang fokus dengan perkuliahan. Aku harus menyelesaikan pendidikan 4 tahunku. Mulai dari PKL, Tugas Akhir, hingga wisuda. Tiga hal itu juga yang membuat kuliahku sedikit berkesan di akhir. Karena memang dari awal aku bukan orang yang betah di kelas. Tahun terakhir perkuliahanku, aku habiskan bersama teman2 kuliah, ngontrak rumah bareng selama 6 bulan. Mendapat proyek tugas akhir yang menguras segalanya. Berasa banget perjuangan. Hingga wisuda jadi lebih berasa perjuangan bersamanya.

2.
Karena kehilangan mengajarkan untuk ikhlas dan bersabar.
Kehilangan dua orang yang paling dekat dan tersayang. Karna Allah lebih menyayangi mereka dengan mengembalikan ke sisiNya.
Mendapatkan sesuatu yang diimpikan. sekaligus kehilangan di enam bulan ke depannya. Sampai saat ini, harus ikhlas tapi hati dan pikiran masih berat saat mengingatnya.

3.
Jalan-jalan ke tempat yang baru. Ketemu teman baru. Pengalaman baru. Berbagai hal yang baru. puas pokoknya jalan-jalan abis skripsian itu. ampe badan kurus haha.

4.
Karir yang dicita-citakan akan kesampean sebentar lagi. setidaknya udah sejauh ini mendapatkan respon yang baik.

5.
Relationship yang semakin membaik, tentunya pendewasaan hubungan yang semakin baik juga. masalah yang semakin berkurang.


semoga yang sudah membaik semakin baik. yang hilang mendapatkan yang lebih baik. dan kebaikan yang selalu (terus) menyertai.
"Aku kembali tlah sekian lama
Mencari arti jalani mimpi
Kukembali tempat dimana ku bisa bersembunyi
Hanya di sini kulepaskan resah hati
Dari cerita kisah yang lalu
Dan kuberharap terangi jiwa
Dari semua yang pernah aku jalani
Di sini yang berikan damai di hati"

Steven & Coconutreez - Aku Kembali


Tahun lalu ke Argopuro merupakan mimpi yang terwujud, rasanya ingin kembali lagi. Tak disangka, tahun ini masih bisa kembali kesana. Bersama teman yang lain dan pengalaman yang baru.

Sebelumnya, mau ngenalin dulu teman-teman satu tim perjalanan. Mereka datang dari Palembang, MABIDAR, Mapala Bina Darma, buat pengembaraan ke Argopuro. Cibon, Ewew, Feri, dan ditemani oleh kadivnya Arief. Sedangkan dari Astadeca ada gue (Padet), bang Dorman dan bang Kope.

Tim MABIDAR dan ASTADECA

Berangkat dari Jakarta naik kereta di Stasiun Senen jam 19.00 tapi dari sekret (Depok) jalan pukul 17.00. Gila gak tuh? Udah mana commuter line nya bermasalah, dikit2 berhentilah, ngantri dulu. Sampai stasiun Manggarai udah pukul setengah tujuh malam. Alhasil naik ojek dari Stasiun Manggarai ke Stasiu  Senen. Untungnya keburu!

Muka panik takut ketinggalan kereta.

Akhirnya keburu juga naik keretanya, dari pukul 19.00 sampai di Malang pukul 10.00. Bingung mau langsung ke Baderan tapi transportnya engga ada yang tau pastinya, rencana mau nyarter mobil tapi kemahalan. Bang Kope langsung inisiatif nelpon anak-anak Ganendra Giri (Mapala Poltek Malang), langsunglah kami dijemput dan dibawa ke sekretnya. Disana kami bisa istirahat dulu sekalian menanyakan info mengenai transport dan gunung Argopuro.

Laper... menunggu di depan stasiun Malang

Sorenya, kami langsung pergi menuju Baderan menggunakan bis dari terminal Arjosari Malang yang diantar oleh anak-anak Ganendra Giri. Sampai di Besuki lewat tengah malam, kami sempatkan untuk belanja logistik dan perbekalan. Disana ada pasar dan alfamart yang tengah malam masih buka, lalu kami menyarter angkot yang sebelumnya sudah dikasih info sama anak Malang. Sampai di desa Baderan pukul 02.00 lanjut tidur dan paginya harus sudah bangun untuk persiapan perizinan.

Paraaaaah, naik gunung mahal banget. Tahun kemarin gue gratis loh gak dipungut biaya sedikit pun! Pemerintah bisa ajanih nyari biayanya. Permalam kena 20-30ribu. Argopuro harus ditempuh 4-5 hari kalo naik dari Baderan. Gileeeee!

Pos BKSDA Baderan

Jalur Baderan ini terdapat jalan menuju pintu hutan namanya Makadam, jalur perkebunan. Warga sini mata utama pencahariannya sebagai tukang kebun, perkebunan tembakau yang terkenal, merupakan salah satu kuwalitas terbaiknya loh. jadi jalan Makadam ini bebatuan yang disusun dan panjaaang banget. Kami berencana untuk naik ojek sampai perbatasan. dengan biaya 30rb per orangnya, lumayan hemat 3jam kalo jalan kaki, belum lagi panas dan capeknya hehe.

Gak lama jalan melewati perkebunan, kami sudah mulai memasuki hutan dengan tanda-tanda yang pohon dua melintang. Disitu suasana horrornya berasaaaa hiiii. Ada poster menggambarkan sebuah wajah, dan bertuliskan "Penunggu Pohon Ini". Pas lihat, langsung lanjut jalan aku hihi.

istirahat sejenak

Pukul setengah 4 kami baru sampai di mata air satu, karena belum tau estimasi menuju mata air dua, ditambah kondisi tim yang sudah pada drop karena masih permulaan (aklimatisasi) dengan medan dan cuaca yang sangat ekstrim. Kami langsung buka tenda disini. Tempatnya berdebu dan berpasir juga. Ngambil airnya ke bawah gak begitu jauh, tapi airnya rada kotor karena salurannya menggunakan bambu.

Suasana disini sepi sekali, tidak ada rombongan lain. Hanya rombongan kami. Kalo malam suka ada musang nyari sisa-sisa makanan. Hati-hati aja yang naro makanan di luar. Aura disini juga beda banget, gak enak buat bergadang pake api unggun, padahal bintanya banyak banget dan indah sekali.

Malam Pertama (Pos Mata Air 1)


Kami memiliki tradisi makan bersama di gunung, dari awal pendakian sampai turun, makan kami seperti ini, piring sama sendok gak kepake haha paling cuma buat sayur yang berkuah aja. inilah indahnya kebersamaan. 


tradisi makan kami

Makan sudah, lanjut jalan lagi mencari dimana Mata Air II. Jalurnya sih landai gak terjal, tapi tetep naik turun bukit, debunya ituloh yang gak nahan. Jalan santai sekitar 2jam untuk mencapai pos Mata Air II. Tempatnya lebih tertutup, tidak begitu berdebu, mata airnya bening banget, emang rada jauh turun ke bawah buat mengambil air.

pakaian tempur menghadapi debu dan panas

Setelah naik turun bukit, melewati medan yang berdebu dan panas terik, ditambah lagi pas musim kemarau. Akhirnya sampai juga di padang savana satu jalur Baderan. Awalnya sih seneng banget, indah diliatnya. Tapi makin kesana makin eneg sama savana, masuk hutan keluar savana, panas, terik, gersang, panjang, melelahkan deh. hahahaha tapi nikmatin ajalah. udaranya sejuk kok, anginnya juga dingiiiin. dan bersama kalian membuat semuanya terasa bahagia.

Savana Pertama

Sesekali kami sempatkan untuk istirahat sejenak sekalian selfie lucu di bawah pohon yang rimbun sebelum melewati padang savana.

senyum tawa kami saat istirahat

Setelah melewati beberapa savana dan bukit, akhirnya kami sampai juga di Cikasur. Mata air yang bening dan banyak hewan-hewan mampir. Jadi bagi yang beruntung bisa ketemu rusa atau merak sedang minum disana. Di pinggir sungai juga banyak sekali tumbuhan Selada Air. Ditumis enak bangeeeet, rasanya mirip bayam lah yaaa. Pas banget buat menghemat logistik sayuran karena perjalanan masih jauh. Malam ini kami semua panen Selada Air. Huahahahaha

Cikasur ini merupakan padang Savana luas, dulunya tempat Belanda latihan baris berbaris. Disini juga merupakan landasan pesawat terbang jaman itu.

Mitosnya, bagi yang ngecamp di atas, kalo malem bisa denger suara tentara baris berbaris dan bisa dimimpiin Noni Belanda.

Kami mendirikan tenda di bawah tidak jauh dekat sungai. Dingin banget anginnya. Pukul 08 malem saat kami sedang masak-masak suhu disini mencapai 1 derajat celcius. Dini hari sekitar pukul 3pagi suhu bisa drop ampe minus. Liat saja buktinya semua menjadi es. 

menjadi es

Bangun pukul setengah 6. Langit sudah terang, matahari sudah di balik bukit. Rerumputan masih dilapisin es. Hiiiiii dinginnyaaa menginjakkan kaki di rumput.


Pagiku di Cikasur

Pemandangan dari atas lebih indaaah. Waktu gue lagi jalan sendirian ke tengah savana Cikasur, ada Merak lari-larian. Lucuuuuu banget. Aaaaahhhh beruntungnya dirikuuuu. akhirnya kesampean juga bisa melihat Merak. Aaaaakkkkk!!!

Salam dari Cikasur

Senang sekali rasanya bisa kembali ke sini. Gak nyangka. Haru. Akhirnya bisa kesini lagi sambil nganter temen dari sebrang sana. Tempatnya sepi, pas banget buat berteduh hati kala biruu, persis seperti langitnya yang juga biru. Gak akan bosan kesini lagi. Apalagi kalo ada yang ngajak.

Aku Kembaliiiiii

Waktu itu, foto seperti ini bersama sahabat gue, tapi sekarang dianya sudah pergi jauh ke luar daerah. Entah kapan bisa jalan-jalan bersamanya lagi. Kalo diinget ngangenin juga waktu jamannya keluyuran ampe jauh-jauh berduaan sama tuh orang haha.

kali ini sepatunya berbeda, yang menemani juga berbeda :')

Tunggu aku kembali lagi ya, Cikasur.

Tempat selanjutnya yang akan kami tuju adalah Rawa Embik. Istirahat siang sejenak di Cisentor. Ternyata dari kejauhan terlihat kebakaran di Puncak Argopuro. Ada pendaki turun juga yang ngasih info kalo Alun-alun Lonceng gak bisa dilewati. Dikepung api.

Argopuronya kebakaran. Sedih.

Kami lanjutkan perjalanan dulu sampai ke Cisentor. Di sana istirahat makan siang sekaligus merencanakan kegiatan selanjutnya gimana.

Sampai di Cisentor pukul 2siang. Disana ada saung yang enak sekali untuk istirahat. Kami masak dan makan siang. Setelah itu dua orang survey untuk naik ke atas dan survey jalur Aengkenik. Ternyata benar, kebakaran semakin meluas dan gak bisa dilewatin. Jadi kami putuskan untuk bermalam di Cisentor. Besok pagi summit attack tanpa bawa barang.

Di Cisentor kami bertemu dengan rombongan dari Jakarta yang berencana muncak juga. Kami semua jadi memutuskan untuk camp disini.

Esok paginya kami summit attack.
Jalur yang kami lewati sudah tertutup abu, padang savana habis dilahap api, semua menjadi abu. sedih liatnya. Katanya, Argopuro terbakar untuk menyuburkan hutannya kembali.

jalur menuju rawa embik

Jalur menuju Rawa Embik habis terbakar, malah ada bara dan api yang masih menyala. Tapi daerah Rawa Embik tidak terbakar dan aman. Alun-alun lonceng juga abis terbakar hingga jalur menuju puncak Argopuro dan Rengganis.

jalur menuju Puncak Argopuro menjadi abu

Rombongan lain menyusul pas kami sudah di puncak. Api kembali menyala, jadi mereka tidak melanjutkan ke puncak. Kami juga hanya mencapai puncak Argopuro, tidak meyakinkan kalo harus ke Puncak Rengganis, asap sudah semakin tebal. Api semakin membesar. Karena puncak bukanlah tujuan utama, yang penting kembali ke rumah dengan selamat.


Persembahan untuk ASTADECA

Teman, sahabat, sekaligus saudara jauh.

Tiga tahun yang lalu, gue ke Palembang ditemani sama orang ini. Waktu itu kami masih polos-polosnya. Masih kalem dan pemalu. Karena waktu itu gue yang melakukan xpdc. Sekarang, rusak sudah pencitraan gue haha. Kebongkar semuanya. Kalo tanpa bantuan dari orang ini, gue gak akan bisa jadi kaya sekarang ini. Karena orang ini juga gue dipaksa ikut ke Argopuro sampe ngundur waktu keberangkatan mereka. Tapi, makasih udah dibawa kesini lagi. Gak pernah nyesel malah beruntung. Makasih, Arief! :)

akhirnya bisa sampai sini juga ya.

Akhirnya bisa mencapai puncak juga. Setelah berhari-hari jalan. Kedinginan di malam hari, kepanasan kaya orang bego di siang hari. Selamat buat Mabidar, pengembaraannya sukses :)

Rencana mau pulang hari itu juga, kami sudah pada lelah, turun puncak langsung pada tidur haha, guepun abis bersih-bersih di sungai langsung terlelap di tenda. Siang itu cuaca memang lagi terik, jadi istirahat di tenda membuat badan hangat. Kami memutuskan untuk bermalam lagi di Cisentor bersama rombongan yang lain juga.

Malam terakhir di Argopuro, gue duduk di depan api unggun menikmati malam yang sepi dan penuh bintang. Perasaan udah mulai gak enak lanjut masuk ke dalem tenda.

Oia, gue sama Arief punya kebiasaan tiap malem sebelum tidur, yaitu curhat malam. Cerita apaan aja yang bisa diceritain, kehidupan dia, kehidupan gue, biar bisa saling mengenal. Tiga taun dipertemukan lagi masa gak ada kenangannya.

akhirnya bisa foto full team.

Esok pagi kami lanjutkan perjalanan turun melalui Aengkenik. Itu jalur muter jauh banget yaaaa daripada lewat Alun-alun Lonceng. Melipir punggungan, naik turun bukit, dan masih harus melewati Padang Savana yang luas. Panas, debu, kami lalui dengan penuh semangat, yang penting cepat sampai haha.

Turun dengan cepat, melangkahkan kaki lebih lebar, berlari tidak kenal lelah, istirahat yang sebentar. Akhirnya kami sampai juga di Danau Taman Hidup. Ahhh lagi-lagi aku kesini tidak bersama teman hidupku.

Lumpurnya sudah mengering, jadi untuk berfoto di dermaga lebih enak, kayu pijakannya tidak licin. Kami sempatkan untuk berfoto dahulu dan makaan siang.

Gak ada teman hidup, teman gila pun jadi.

Ada cerita lucu yang ngeselin, tolol tapi penuh kenangan,
Karena anak-anak di Taman Hidup melakukan hal yang bodoh, dan mereka juga udah pada bilang "Jalan mengikuti langkah kaki, otak dan mata udah gak sinkron"
Kebenaran deh tuh, kami turun main lari-larian biar cepat sampai. Bang Dorman dan Kope yang paling depan memotong jalur yang enak untuk dilewati. Sampai akhirnya kami beda punggungan. Sempet panik juga sih. Buka peta dan GPS ternyata benar, punggungan kami berbeda, mana harus naik Gunung Gendeng dulu. Udah pada Gendeng sih. Tapi kami putuskan untuk melipir jurang, mana gue kepeleset mulu, jatuh mulu, udah ngomel ajaaa haha
Oia, bang Kope dan bang Dorman sempet ngambil sendal jepit juga, pikir mereka lumayan buat dipake pas sudah di bawah. Entah punya siapa tuh sendal jepit. Dikira kesasar gara-gara tuh sendal, sempet pengen balikin ke tempat semula, tapi serem jg karna hari sudah mulai gelap. (tapi sekarang tuh sendal jepit sudah berada di Palembang loh haha)

Untungnya,
Jalur yang kami lewati masih hutan alami, karena jalur umumnya berdebu dan biasa dilewati motocross. Selain itu pemandangan matahari terbenamnya sangat indah, terlihat puncak Argopuro dari kejauhan. Sayangnya baterai kamera sudah pada habis jadi tidak bisa diabadikan deh.

Magrib kami sampai di Desa Bermi, dan langsung laporan ke Kantor BKSDA, kami lanjutkan bersih-bersih dan istirahat. Menunggu bus besok pagi untuk pulang

Terimakasih Ganendra Giri

Terimakasih Ganendra Giri, yang sudah banyak membantu dan menampung kami, serta bela-belain dingin-dinginan mengajak kami jalan-jalan kelilling kota Batu. Sampai berjumpa kembali di lain waktu.

stasiun Malang

lelah banget, Bang!

lelah juga ya, dek.

yaelah, Mas.

Semuanya pun tertidur. Hari itu sangat melelahkan. Tapi kami bahagia. Aku sangat bahagia. Walaupun udah pernah ke sini, gue tetep ngerasa seperti memiliki pengalaman yang baru lagi dan lebih berkesan. Nikmatilah setiap perjalananmu, karena dalam setiap perjalan, disitu ada awal pertemuan, sekaligus menjadi sebuah perpisahan. Terimakasih untuk perjalanan yang menyenangkan, penuh canda, tawa, bahagia, serta air mata, dan ketakutan. Semoga kita selalu diberikan kesehatan untuk bisa jalan-jalan terus. dan semoga kita dipertemukan kembali di perjalanan yang lain. Amin.





Transportasi:
Berangkat
St. Senen - St. Malang : kereta api (Rp. 115.000)
Stasiun Malang - Terminal Arjosari : Angkutan umum (Rp. 5000)
Terminal Arjosari - Terminal Probolinggo : Bus (Rp. 18.000)
Terminal Probolinggo - Terminal Besuki : Bus (Rp. 18.000)
Terminal Besuki - Desa Baderan : Charter Angkot (Rp. 150.000)

Pulang
Desa Bermi - Terminal Probolinggo : Bus (Rp. 17.000)
Terminal Probolinggo - Terminal Arjosari : Bus (Rp. 13.000)
Terminal Arjosari - Stasiun Malang : Angkutan Umum (Rp. 5000)
Stasiun Malang - St. Senen : Kereta Api (Rp. 115.000)




*****
Beruntungnya jadi anak mapala, tidak terlalu repot masalah transportasi. Jadi ada kenalan buat diajak kemana-mana hehe.
Setelah berjuang, gak tidur berhari-hari demi mengejar sidang satu.
Di menit terakhir, ampe ngerjain dosen pembimbing yang berhubung ketua panitia tugas akhir. yang seharusnya pendaftaran ditutup jam tiga, bela-belain dilobby ampe jam lima.
makasiiiiih pak iwan, yang sama-sama ikut berjuang, ikut ribet juga dalam urusan stop motion ini.

Akhirnya, sidang satu menanti.
Sidang 1 menanti 
Sidangnya seru bangaaayyyyy
dosen pengujinya baik-baik, dimudahin dan dilancarin banget. Alhamdulillah hasilnya pun memuaskaaaan. terimakasih buat semua pihak yang membantuuu

uhuuuyyy berhasil manteman
terimakasih barbie-ku yang sudah datang
akhirnya bisa senyum legaaak 
Saking kerjaannya tidur mulu, leyeh-leyeh doang, bisa dibilang SST, Sarjana Suka Tidur. Iyalah, tidur mulu eh tiba-tiba lulus sidang huehehehehe.

sarjana suka tidur

 Iseng-iseng numpang foto di kelulusan temen, katanya gelar SST udah gak berlaku, sekarang gelarnya STR. tak apalah, yang penting sudah lulus. ahahahay

stres

Sebelumnya kan aku sudah janji bakal menceritakan mengenai tugas akhir yang aku kerjakan bersama kedua temanku (bani dan tiara).

Tugas akhir yang seharusnya dikerjain tiga bulan, ujung-ujungnya ngebut 1,5 bulan. Sisanya leyeh leyeh , tidur-tiduran. Huuuu
gimana enggak, bahan yang digunakan buat ngegabungin karakter baru didapet sebulan sebelumnya. ah gila udah bolak balik bimbingan tapi gada progress, ampe hopeless, mau nangis. yang lebih parahnya lagi pas udah nyusun karakter eh disuruh ulang karena penjepitnya warna item, disuruh pilok putih. huft
kamar yang tadinya tempat untuk mencari inspirasi (tidur-tiduran) dirancang menjadi sebuah mini studio, yang akhirnya jadi gudang sampah karena banyak kertas bekas potong-potong kertas.

studio RoomBox

rigging karakter biar bisa digerakkin

abis rigging lanjut penyusunan karakter dan set background. prosesnya sih cepet, sehari juga bisa, tapi bosennya itu, apalagi kalo udah mentok. ujung-ujungnya tidur-tiduran lagi.

set background

abis itu langsung proses pengambilan gambar, ini dia yang ditunggu, saking deadlinenya, kita bisa ampe gak tidur seminggu buat ngejar shooting beres, mulai shooting pasti jam 8 malam, kelar jam 1-2 malam, lanjut editing ampe pagi, baru bisa tidur abis subuh, bangun-bangun jam 7pagi. seharian set background sambil leyeh-leyeh, baru mulai shooting lagi malem. gitu aja terus ampe berat badan turun lima kilo!!!!! ahahahaha

proses pengambilan gambar
hal yang paling menyedihkan itu, saat udah proses pengambilan gambar, pergerakan karakter satu persatu, eh kameranya kesenggol dikit. udahlah bubar, harus mulai lagi dari awal. haha

pengambilan gambar

hal yang menyedihkan saat pergerakkan karakter

editing cuma tiga hari tiga malam, gak ada kata tidur sebelum editing kelar, nunggu rendering 3jam lumayan buat tidur.
enaknya ngedit pake final cut pro x, gak ribet, bisa lasung compositing foto sekalian diedit juga, proses rendering yang cepat, dan ringan, tapi tetep aja kalo udah kebanyakan proses berat juga, minta direstart dulu. misal udah seharian gak dimatiin, pasti laptop ngambek.

rendering

nyari inspirasi

ya begitulah kira-kira tugas akhir yang menyita waktu, tenaga, dan segalanya ini. inilah hasil videonya, menurut gue sih sebanding lah dengan apa yang udah dikerjain selama ini. akhirnya kelar juga ya guys :")




Hai, aku di sini.

Masih bergelut dengan segala proyek ini itu untuk menyelesaikan sebuah kewajiban. Menjadi wisudawan/wisudawati merupakan mimpi banyak orang, tapi bagiku tidak. Itu bukanlah mimpi, melainkan kewajiban. Ya, sebuah tanggung jawab yang memang harus dilalui. Bagaimanapun caranya.

Sudah lama sekali tidak bercerita tentang apapun. Di sini memang tempatku satu-satunya untuk bercerita tanpa ada yang menyela omonganku hingga akhir, terserah mereka mau berkomentar apa, yang penting aku sudah menyelesaikan tulisanku.

*****

Menjadi mahasiswa tingkat akhir membuatku menjadi lebih berbeda,

Dari awal kuliah, kuakui, aku kuliah di astadeca, karena memang jarang sekali aku diam di kelas. Keseharian lebih banyak kuhabiskan di sekret daripada di ruang kelas. Sampai setahun terakhir ini, yang hanya diisi dengan kegiatan PKL. Sekalinya ke kampus pasti ke sekret. Atau menjelang daftar sidang PKL baru ribet urus ini itu ke kampus.

Sekarang ini, aku jadi sering sekali ke ruang dosen, bimbingan Tugas Akhir. Sampai dosen-dosen di sana bosen kali ya ketemunya sama aku lagi. Bukan cuma bimbingan sih, tapi ya entah kenapa jadi sering banget berurusan sama dosen.

Jadi, Tugas Akhir aku tuh bertiga (Tiara & Bani). Proyeknya stop motion, sumpah ya ini tuh lebih ribet dari mahasiswa yang ngerjain proyek multimedia lainnya. Karena ada gabungan desain grafisnya juga. huhuuhuuu sedih deh kalo diceritain. Nanti kalo udah kelar tuh TA pasti bakal aku posting.

*****

Menjadi mahasiswa tingkat akhir membuatku menjadi lebih berbeda,

Yang biasanya setiap akhir pekan jalan kemana pun aku ingin. Tiap bulan naik gunung. Gak pernah mikirin, besok hari senin ada kerjaan apa atau tugas apa, yang penting puas-puasin jalan dulu. Masalah apapun entar juga kelar.

Sekarang jadi lebih mikir-mikir. Kalaupun mau jalan ya sabtu-minggu aja cukup. Karena selebihnya sibuk dengan Tugas Akhir. Ini juga udah vakum naik gunung sejak bulan Januari, terakhir ke Salak itu juga dampingin yang pada diksar. Ditambah lagi karena kecelakaan kecil yang membuat mata kaki kiri saya retak (dikit), dan gak bisa melakukan kegiatan yang diporsir. Gagal berkali-kali naik gunung, sedih loh. Sedih banget. Sedikit beralih ke air dan mainan naik turun tali. Lumayan buat mengisi kegiatan di akhir pekan dan menghilangkan kejenuhan.

Jadi, kalo gak ketemu dosen - anak kontrakan - anak sekret - pacar. Kesehariannya di kontrakan bersama pejuang Tugas Akhir, pas akhir pekan kalo gak jalan sama anak sekret ya sama pacar. Udah itu aja dulu. Maaf maaf kalo ada yang terlupakan. Tugas akhir ini sungguh menyita waktuku.

*****

Menjadi mahasiswa tingkat akhir membuatku menjadi lebih berbeda,

Yang biasanya bawaan laper mulu, makannya banyak, apaan aja dimakan, pokoknya harus ketemu nasi kalo udah laper. Orang-orang banyak yang memanggilku Padet, entah apa arti di balik nama itu, badanku dulu sih memang lumayan padet (dulu banget).

Sekarang jadi banyak yang bilang, "Kamu sekarang kurusan ya", "Kamu makin kurus aja". Mulai dari yang kesel ngeliat tubuhku makin kurus sampe ada yang gak tega gara-gara ngeliatnya terlalu ringkih. Hampir tiap hari asam lambung naik, terlalu sering diserang magh. Kalo udah kritis,  promag dan milanta udah gak mempan, ujungnya ketemu dokter. Aneh juga sih, padahal kalo makan banyak. Tapi banyak juga lupanya (padahal udah diingetin mulu loh sama pacar hehehehe)

Jadi, keluhannya kalo gak sakit perut gara-gara asam lambung naik atau gak mules. Long weekend, yang seharusnya bisa jalan kemana gitu, malah jadi tepar di rumah. Istirahat total. Makanya kan jadi udah jarang banget keluyuran.

*****

Menjadi mahasiswa tingkat akhir membuatku menjadi lebih berbeda,

Next time fotonya pake toga sendiri.

Pokoknya, semangat aja terus.
Mau gimana prosesnya, jalanin terus.
Jangan depan layar mulu, inget napas di alam bebas.
Jangan lupa makan, entar diomelin boss.
Tugas akhir pasti kelar pada waktunya (as soon as possible).
Rahmania Habiba. Powered by Blogger.