Gunung Gede yang biasanya ramai sekali dikunjungi banyak orang, sepanjang jalur pasti ditemui orang, setiap pos juga pasti ada orang. Kali ini, gue ke Gede hanya ada tenda gue, sepi, sepanjang jalur cuma ada bule yang naik tektok.

Malam itu gue berangkat dari Depok bersama dua rekan gue. Kebetulan temen gue saat itu lagi main ke Jakarta rencana emang mau mendaki ke Gede, dia tinggal di Jogja. Sampai Cibodas pagi, kami langsung mampir ke Green Ranger untuk beristirahat, kemudian dilanjutkan ke kantor TNGP untuk mengurus administrasi.

Sekitar pukul 10pagi kami mulai mendaki, udara pagi yang masih segar, sepi, ada beberapa orang yang memang hanya mendaki sampai ke air terjun Cibereum, dan juga ada beberapa bule. Sesampainya di Telaga Warna, kami istirahat sejenak, air yang mengalir di sungai cukup deras, di telaga airnya juga banyak, dua minggu sebelumnya, gue kesini kering, di Telaga juga gak ada airnya.

Telaga Warna
Siangnya, cuaca  mulai mendung, gak lama gerimis datang, kami putuskan untuk meneduh sejenak di pos sekalian makan siang.

Gerimis
Kami berjalan begitu santai, karena kapan lagi bisa menikmati Gede yang sepi, sampai di Kandang Badak sore hari, kami langsung mendirikan tenda dan masak makan malam.

Setelah makan malam, kami langsung masuk tenda, suasana di luar begitu menakutkan, cahaya hanya ada dari tenda kami dan lilin yang kami nyalakan di depan tenda, tidak lama setelah ngobrol-ngobrol, kedua teman gue langsung tertidur pulas, gue masih belum bisa tidur.

Tiba-tiba terdengar suara kresek-kresek dari luar tenda, gue udah parno aja, eh gak lama kedengeran suara babi sedang mengendus-endus. Gue langsung bangunin kedua temen gue, ternyata benar, babi lagi nyari makan, langsunglah senter diarahin ke mereka biar pergi.

Gak lama gue langsung tidur, takut kedengeran suara macem-macem lagi. Eh pas subuh, gue terbangun, seperti ada yang mengitari tenda, trus tiba-tiba ada yang nyeruduk tenda, gue bangunin kedua temen gue lagi, dan mereka langsung ngusir babi itu lagi. Menyeramkan hiiii.


Pagi itu cerah sekali,

pagiiiiii

jemur pakaian dulu

halo Pangrango
Gue bangun dan langsung masak buat sarapan, udaranya juga lebih dingin dikarenakan semalam gerimis.

masak-masak


Kami melanjutkan pendakian untuk mencapai puncak Gede, rencana ke Puncak Pangrango gagal. Perjalanan kurang lebih 2 jam untuk mencapai puncak Gede. Kami juga menyempatkan untuk foto-foto di tanjakan setan hihi

tanjakan setan

Akhirnya sampai juga, puncaaak sepi sekali, kapan lagi coba bisa kaya gini, biasanya tuh ngantri, banyak debu juga. Alhamdulillah cuacanya cerah jadi bisa foto-foto dan gak perlu repot-repot pake raincoat. Kawah gede juga terlihat jelas sekali.

cerah sekali cuacanya
kawah gede

halo puncak, jangan bosen ya ketemu aku mulu



Iseng banget karena hari masih siang, kami lanjut untuk berkunjung ke Surken, mau ngerasain juga sepinya Surken, sejauh mata memandang hanya pohon edelweiss yang lagi pada mekar wiiiihhh.

Surya Kencana


Tampak Puncak Pangrango di belakang kami. Aku rinduuuu sekali, apalagi dengan Mandalawangi, kapan-kapan aku akan kembali kesana.

Pangrango Menanti

Setelah berkunjung ke Surken, kami langsung kembali ke Kandang Badak untuk makan siang dan melanjutkan perjalanan turun.

Inilah makan siang kami, yap lagi-lagi guelah yang harus masak,
siapa bilang gue gak bisa masak. Di gunung mah gue jadi tim dapur mulu kalo lagi jalan sama temen-temen. hehehe

telor ceplok

sarden

sosis goreng

otak-otak teriyaki

sambal

nah abis kan masakan gue, berarti emang enak hehe

Ada hal yang baru kejadian pertama kali, jadi pas jalan turun, kami udah ngejar pokoknya sampai air panas jangan pas magrib, kalo bisa masih sore, ahhhh banyak pengalaman buruk gue di gunung ini, nah itu yang selalu bikin gue parno tiap kali naik nih gunung, apalagi sekarang kan kondisinya lagi sepi.

Sampainya di Pangan Cangan magrib, kami istirahat sejenak, setelah magrib kami pun langsung melanjutkan jalan menuju pos, perjalanan kami pun perlahan, karena memang hanya ada kami bertiga, ditambah suara kicauan burung yang semakin membuat suasana begitu menegangkan hehe

Perjalanan sudah lumayan lama, udah setengah jam lebih, headlamp yang gue pake hanya gue arahan ke bawah untuk arah jalan gue, dan ke depan, jujur, ini emang parno banget jadi inget kejadian beberapa tahun lalu.

Kami ngerasa kok pos montana masih belum terlihat juga, hmm yasudah kami terus positif aja, jalan terus. di jalan memang banyak cahaya kunang-kunang. Nah tapi cahaya yang satu ini beda, menyerupai mata, jelas banget mata, gue udah takut aja, karena gue di paling depan, kedua temen gue mengawasi di belakang. Eh pas mendekat ternyata itu mata babi, sumpah ya babinya gedeeeee banget, lebih gede dari gue, diusirlah tuh babi sama temen gue, kami pun lewat, eh gak lama pos montana sudah terlihat.
huaahhhhhh lagi-lagi di Gede ada aja pengalaman yang baru.

Yang aku suka dari perjalanan itu emang pengalamannya, karena menurutku dari pengalaman itu aku jadi bisa lebih berpikir dan belajar.
Terimakasih Gunung Gede, sampai bertemu lagi.

Hobiku masih sama: liatin kamu lagi tidur.


never stop exploring
Rahmania Habiba. Powered by Blogger.