Aku udah gak ngerti caranya untuk bisa percaya kamu lagi.
Terlalu banyak kata sayang yang tak berarti.
Terlalu banyak janji yang berujung mengecewakan.
Terlalu banyak rasa yang menjadi sia-sia.

Apakah yang berawal pasti akan berakhir?
Aku takut.
Apakah kekecawaanku akan terus datang darimu?
Aku lebih takut.

Ada waktunya aku aku meninggalkanmu.
Ketika semuanya baik-baik saja.
Ketika semuanya sudah membaik.
Ketika semuanya sudah lebih baik.
Dan semuanya menjadi biasa saja.

Waktu itu tidak akan pernah ada,
Ketika kamu sudah memperbaiki semuanya.
Ketika kamu tidak mencari yang lebih baik.
Ketika kamu tidak menemukan yang lebih baik,
kecuali aku.
Ketika kamu berhenti padaku.

Tenang saja,
aku ada,
karena kamu.
"Anjing selamanya bakal jadi anjing, entah jinak atau buas"


Perjuangan seorang perempuan yang berusaha untuk merubah lelakinya supaya menjadi lebih baik. Amin

Pertemuan yang tidak sengaja, saat dimana perempuan bermain ke kampusnya, disitulah ia melihatnya dan mulai tertarik, hanya sekedar tertarik, tidak lebih. Mencoba mencari tahu namanya. Sebutlah Badut. Tidak lama kemudian, bertepatan dengan bulan puasa tahun kemarin, perempuan itu kembali berkunjung ke kampusnya untuk hal yang berbeda, tidak disangka ternyata yang menemaninya ngobrol malah si Badut itu, disamping itu ada temennya yang juga kenal dengan Badut. Pertemuan semakin menarik. Lebih lagi ketika si Badut mulai meminta kontak dari si perempuan. Hari seterusnya komunikasi mulai berlangsung. Hingga akhirnya si Badut mengatakan suka kepada si perempuan dan ingin menjalin hubungan yang lebih serius. Spontan, si perempuan terkejut, tidak menyangka bakal sejauh dan secepat ini. Entah apa yang ada di pikiran si perempuan, Ia pun setuju. Agak ragu sih, karena memang baru banget kenal, dan Ia sangat anti sekali dengan orang yang baru dikenal, tapi ini beda.

Tiga bulan berjalan baik-baik saja, semua berjalan mulus. Bulan-bulan berikutnya, semakin memburuk. Pertama, ada monster lain yang memang disembunyikan. Ke dua, komunikasi semakin berantakan. Ke tiga, acuh tak acuh. Ke empat, monster-monster lain semakin mengganggunya. Berkali-kali masalah muncul, dibahas, dijelaskan, si perempuan menerima. Masalah yang sama muncul kembali, dibahas, dijelaskan, dan si perempuan mengerti. Sudah berkali-kali ia mencoba hentikan, tapi si Badut tetap mengejarnya. Si perempuan tak bisa menolak. Hingga bulan ke delapan, ia lelah. Semuanya semakin jelas, semuanya terbongkar. Badut pun sudah bersama monster yang lain. Cukup sampai disitu lah perjuangannya. Semuanya sudah bersih. Si perempuan sudah lebih bebas. Lebih bahagia. Walaupun awalnya memang berat, tapi seterusnya semakin nyaman.

Selang sebulan, si Badut kembali mencarinya, menghubunginya, dan menemuinya. Si perempuan sudah bersikap biasa dengannya. Semuanya sudah hilang. Tidak ada yang tersisa. Tapi, ah lagi-lagi si Badut pintar sekali dalam menjelaskan. Si perempuan masuk kembali di lubang yang sama. Bego emang. Semua orang meneriakinya. Ia tidak peduli, ia hanya percaya dan melupakan masa lalunya.

Kali ini, mereka ingin lebih baik. Si Badut memang membaik, semakin membaik. Perjalanan terasa lebih serius, saling peduli, saling mengingatkan, saling berbagi, berusaha untuk lebih baik. Berjalan bersama komitmennya. Si perempuan terlalu naif. Apa sih yang ia mau? Ia bingung.

"Saya hanya yakin dengannya, saya yakin kami bisa lebih baik. Hanya dia yang omongannya bisa saya dengar dan saya ikuti. Hanya dia yang bisa mengendalikan saya. Hanya dia. Makanya saya selalu menjaganya. Saya sedang berusaha memperbaikinya, saya ingin dia benar-benar yang terbaik buat saya, saya tau buruk-buruknya dia, masa lalunya, saya tau semuanya dari dia, dan saya mengerti itu. Saya hanya ingin memperbaikinya dan menjadikan ia yang terbaik buat saya. Karena saya yakin."

Kekecewaan muncul kembali, permainan Badut memang masih banyak. Perempuan ingin komitmen awal. Meninggalkannya. Harus. Tapi, apa ia tega ketika si Badut bilang,

"Cuma kamu yang bisa saya dengar omongannya, cuma kamu yang bisa merubah saya, cuma kamu yang bisa memperbaiki saya. Cuma kamu. Mungkin kamu pikir, kamu tidak bisa memperbaiki saya, tidak, malah saya bisa seperti ini berkat kamu. Jangan tinggalkan saya. Bantulah saya menjadi yang terbaik untukmu. Saya akan terus berusaha"

Pikiran semakin semrawut.

Ok. akhirnya si perempuan terus memperjuangkannya untuk bisa membuatnya lebih baik. entah untuknya, entah untuk siapa. Kalaupun, pada akhirnya bukan untuk dia, setidaknya dia sudah berhasil memperbaikinya. Semoga menjadi kenangan yang bermanfaat. Mungkin kita dipertemukan untuk saling memperbaiki. Allahu A'lam.



"Sejauh apapun kamu membentangkan sayapmu, kemanapun. Aku akan selalu ada, karena akulah angin di bawah sayapmu"
Rahmania Habiba. Powered by Blogger.