Lagi-lagi, saya selalu terhanyut dengan obrolan bersamamu mengenai pendapat dan pola pikir.
Pola pikir kita sangatlah berbeda, mungkin dari 100 hanya sekitar 20 yang sepemikiran. Tetapi dia yakin, walaupun kita sangatlah berbeda, pasti tetap dapat disatukan. Saya, agak ragu, karena segala sesuatu yang memang sudah tidak cocok dari awal, ataupun dipaksakan ya tidak bakal bisa menyatu. Tapi setelah dia menjelaskannya dengan perlahan dan rapih kepadaku, bukan begitu. Pola pikir kita bisa berbeda, dan bakalan seterusnya berbeda kalau emang tidak pernah dibicarakan, coba kalau, dia menyampaikan pendapatnya, dan saya juga menyampaikan pendapat saya, dengan begitu kita bisa saling bertukar pandangan, dan akhirnya kita mengetahui dan mengerti harus bagaimana jadinya. Akhirnya, kita yakin kalau perbedaan pemikiran kita dapat disatukan dengan seringnya saling bertukar pikiran dan memberi masukan yang baik.

Kalau dibilang stuck, saya memang stuck dengannya. Entahlah, tapi dia juga bilang begitu ke saya.
Dulunya, memang kami saling memainkan, saya jahat, dia leebih jahat. Saya brengsek dia lebih brengsek. Mengenai jahat dan brengsek ini relatif lah. seperti itulah pandangannya.
Tapi entah kenapa, kita selalu kembali dalam ruangan yang sama. Dan berusaha untuk tidak mengulangi kejahatan dan kebrengsekan yang sebelumnya ataupun yang lainnya. Sedikit demi sedikit kita memperbaikinya.

Pacaran itu gak ada yang gak ribet,
kita memang harus selalu membicarakan berbagai masalah sehingga kita dapat mengerti masalah tersebut, dan pada akhirnya masalah yang ada akan berkurang sedikit demi sedikit.
kalaupun males untuk membahasnya, yang ada malah saling bete-betean, keki-kekian, bahkan marah-marahan, dan berujung perpisahan.
Itu malah lebih ribet bukan.

Seyakin apa dia dengan dirimu?
Ketika dia mau memperkenalkanmu di depan teman-temannya.
Ketika dia mau memperkenalkanmu di depan keluarganya.
Ketika dia menunjukkan sikap yang tulus terhadapmu.
Ketika dia mengecup keningmu sambil memelukmu dan berkata "gue sayang sama lo, Nia"
Ketika dia mau merubah keburukan menjadi kebaikan.
Ketika kita saling merasa nyaman bersama.
Ketika dia yakin denganmu, dan kamupun merasa yakin dengannya.
Jawabannya cuma ada dalam apa yang saya rasakan saat ini.

Jadi inget omongan mamah baru-baru ini:
"Kalo bisa jangan ke lain hati, Dipertahanin, Dijaga hubungannya baik-baik. Kalo emang mau serius ya diseriusin, jangan dimain-mainin."

Jodoh itu memang Tuhan yang mengatur, tetapi usaha tetaplah dari kita yang menjalankannya.
Kalau kita saling meyakini, kita pasti akan berbuat untuk saling menjadi yang terbaik. Tuhan pun akan mendukung.

Untuk saat ini,
walaupun dia belum menjadi yang terbaik,
saya yakin,
nantinya, dia bakal menjadi yang terbaik.
Rubahlah dia menjadi yang terbaik untuk saya, Tuhan.


Aaaamiiin.

Siapa sih yang gamau ke Semeru? Para pendaki gunung pasti pengen banget kesana, sampai orang yang biasa-biasa saja pun ingin ke sana. Yang katanya gunung terindah dan tertinggi di pulau Jawa. Inget banget waktu SMP dikenalin buku 5 cm (Dhonny Dirgantoro) sama temen, tapi saya baru bacanya pas di SMA. Buku itu bener-bener inspiratif, dan karna buku itu saya jadi suka naik gunung dan pastinya ingin ke Semeru. Impian sejak lama, saat uang sudah terkumpul, waktunya juga pas, eh Semerunya lagi sakit. Banyak juga teman-teman yang ngajak kesana, tapi waktunya kurang tepat, ataupun uangnya juga tidak ada. Saat kuliah, sempet miris juga sih, melihat teman-teman yang udah pada majang foto-foto ke Semerunya, saya sendiri malah sibuk dengan hal-hal yang lainnya. Entah kenapa, sebagai pendaki gunung emang kurang rasanya kalau belum pernah ke sana. Ah, saya yakin kok, nanti pasti ada saatnya, ada waktunya.

Sampai akhirnya buku 5cm itu difilmkan, saya ikut roadshownya, semakin pengen rasanya ke Semeru. Ya pasti semakin banyak orang yang ingin kesana.

Impian itu tiba-tiba sirna, pendaki Semeru melunjak, dikarenakan film 5cm itu, Semeru jadi kotor dan rusak. Saya jadi tidak begitu mendambakan gunung tersebut.

Tapi, pada waktu yang sangat tiba-tiba, yang sangat tidak diduga. Saya mendapatkan sms dari senior saya yang saya ingat betul bunyinya:
"Nia, Bani, tanggal 8-12 Mei mau ikut ke Semeru gak? Transportasi dan makanan saya yang tanggung"

Awalnya biasa saja, karena saya mikir kuliah saya, tapi setelah saya diskusikan bersama Bani (teman sekelas saya), kami pun siap untuk ikut ke Semeru, karena hari kamis emang hari libur, hari jumat dan senin dosen kami biasanya tidak masuk, selasa kami libur. 
Setelah mendapat izin dari orang tua, utik, dan orang yang sekarang menjadi pacar saya.
Akhirnya saya setuju kalo dari tanggal 8-15 Mei 2013 siap mengorbankan waktunya untuk sebuah mimpi yang tertunda.

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
MIMPIKAH INI??????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Persiapan mulai dari peralatan, pakaian, dan fisik saya siapkan dari 2 minggu sebelum keberangkatan sejak saya putuskan untuk ikut ke sana. Dag dig dug sih, rada masih gak percaya juga. Semoga masih ada kesempatan, semoga baik-baik saja, semoga semuanya berjalan lancar. Amin

Sehari sebelumnya, saya pergi ke rumah senior saya untuk packing. jadi besoknya sepulang kuliah, saya tinggal langsung berangkat. All bags are packed. We're ready to go.

Akhirnya hari itu tiba juga, setelah kuliah, saya langsung berangkat ke tempat senior saya, yang kemudian kami ke Bandung naik travel, dikarenakan kehabisan tiket kereta, jadi kami naiknya dari Bandung.

Welcome to Bandung!
The adventure begins
Setelah duduk di kereta selama 15 jam berangkat pukul 16.00 sampai Surabaya 07.00 paginya. Dijemput di Surabaya dan bertemu dengan istrinya senior saya itu.Lanjutlah perjalanan ke Malang. Sampai Malang sekitar jam 12an kemudian bertemu dengan teman yang juga bergabung dengan rombongan kami. Rombongan kami jadi berjumlah lima orang, siap untuk mendaki Semeru.

Ranu Pane
Ranu pane, inikah desa yang menjadi permulaan untuk mendaki Semeru. Saat itu suasana ramai sekali, ah memang sejak dari dibukanya Semeru, pendaki ramai sekali ingin mendaki, dan pastinya Semeru pun kotor.

Take nothing but pictures, Leave nothing but footprints, Kill nothing but times.
Perjalanan dimulai pukul 15.00, target kami adalah Ranu Kumbolo, berharap sampai dalam waktu 4 jam, supaya hari tidak terlalu gelap. Menuju Ranu Kumbolo melewati beberapa Pos.

Watu Rejeng

Landengan Dowo
Mahameru tersembunyi dibalik bukit-bukit

Menuju Ranu Kumbolo memang harus muterin beberapa bukit, walaupun jalannya landai dan udara yang sejuk. Ah, memang untuk menikmati keindahan dibutuhkan usaha yang beda. Akhirnya sampai Ranu Kumbolo sekitar pukul 7 malam. Bintangnya indah banget malam itu, tidak hujan sama sekali, udaranya juga tidak begitu dingin. Saya harus kesini lagi pokoknya!

Selamat Datang!

Ranu Kumbolo
Selamat Pagi, Ranu Kumbolo!

Birunya air dan langitmu. Putihnya kabutmu. Hijaunya pohonmu.

Sunrise!
Paginya, sekitar pukul 9pagi kami lanjut lagi perjalanan menuju ke Kalimati. Yang pastinya akan melewati Tanjakan Cinta, dan Oro-oro Ombo.

Bukit Telettubies di balik Ranu Kumbolo
Tanjakan Cinta
Ada sedikit cerita tentang Tanjakan Cinta, mitosnya: apabila kamu naik dengan fokus memikirkan orang yang kamu sayang tanpa berhenti sejenak ataupun menengok ke belakang, maka dia akan bersamamu nantinya (katanya). Iseng-iseng saya coba, eh beneran saya sanggup sampai atas tanpa berhenti dan menengok ke belakang, memikirkan dia yang sekarang bersama saya, dan semoga ke depannya tetep bersama.

Ungunya Oro-Oro Ombo
Setelah menanjaki tanjakan Cinta langsung disuguhi dengan pemandangan padang luas berwarna ungu ini, ya Oro-oro Ombo, gimana gak senengnya setengah mati. Benar-benar dari menanjak langsung turunan dengan pemandangan ini, yang dikelilingi bukit-bukit. Indaaaaahnya!

Akhirnya tiba juga!
Ranu Kumbolo - Kalimati bener-bener padat merayap. sedih deh naik gunung nyari kesunyian, malah rame begini. Sampai di Kalimati sekitar jam 1 siang, itu aja disempetin tidur dulu di daerah Cemoro Tunggal selama setengah jam lebih. Tapi beruntungnya, saya bertemu dengan idola semasa SMA hehe, semoga di puncak ketemu dan foto bareng.

Di Kalimati tuh bener-bener gak ada air, jadi dari Ranu Kumbolo harus bawa air yang banyak, karena kami naik bersama porter, dan ia tau tempat ambil air yang terdekat, jadi persediaan air kami lumayan aman deh. Terimakasih bapak porter. Oia, porter disini tuh emang sadis-sadis deh bawaannya gak nanggung, dan mereka juga gak perhitungan, ngejalanin tugasnya dengan senang hati.

bersama pak porter yang baik hati di paling kanan

Istirahat seharian, malamnya kita summit attack! Berangkat jam 11 malam.

Sedih deh, baru kali ini ke gunung sedih, apalagi gunung impian, aneh. Ya tapi emang, jalan menuju Mahameru macet total, tiga langkah berhenti. Udah melipir-melipir jurang juga tetep aja stak jalanan. Saya udah dipastikan gak bakal keburu nyampe puncak, gimana enggak, jam 3pagi masih stak di daerah Kelik (daerah batas vegetasi dengan jalanan berpasir). Kalo emang sampai jam 4pagi masih stak, lebih baik turun, karena untuk menuju Mahameru medannya berat dan dibutuhkan waktu yang lumayan lama, daripada gak keburu kan. Saya pun setuju saja dengan untuk turun saja ke bawah. Udah lemes juga ngeliat pemandangan yang macet dan dipenuhi orang. Pasrah saja lah, lain waktu pasti ada kesempatan lagi. Saya pasti menginjakkan kaki di Mahameru. Ada waktunya...

Tapi perlahan saya melangkahkan kaki mendaki Mahameru ini, entah semangat apa yang mengalir dalam diri saya, yang jelas saya harus berusaha maksimal dulu sejauh apa. Ini mimpi saya, ini semangat saya. Saya yakin, saya pasti bisa.

Maceeeeeettttttttttttt!!!!
Pemandangan dari jalur. Matahari di sebelah kiri saya.
Saya pun terus melangkahkan kaki perlahan, bener yang kata orang-orang, naik selangkah bisa turun tiga langkah. Itulah yang saya rasakan. Dibantu dengan tongkat kayu tersebut saya mendaki Mahameru ini.

Selamat Pagi, Mahameru!
Saya tidak sendirian, banyak pendaki juga yang memang ingin ke Mahameru, banyak sekali uluran tangan yang membantu menarik saya, dan ucapan-ucapan semangat dari mulut mereka. Ayoooo semangat sedikit lagi sampai.

Para pejuang Mahameru. Semangaaaat!

Pemandangannya bikin merindiiiiiing
Gimana gak semakin semangat muncak, sedikit lagi menuju puncak ketemu sama idola yang satu ini, dia sudah sampai duluan ternyata, yah gagal deh foto di puncaknya. ya yang penting dapetlah foto ini. sekali-kalinya foto sama idola di Mahameru hihi.

Kyaaaaakkkkkkkkk!!!!!!!
Akhirnyaaaaaaaaaa! Impian itu saya dapatkan!

MAHAMERU!


3676 mdpl; pkl 8.38; tgl 11-05-2013
Impian selanjutnya: Rinjani dan Agung di seberang sana.
Lega rasanya, terimakasih yang sudah mendukung saya hingga sampai sini. Terimakasih Tuhan atas nikmat yang telah engkau berikan.

Perjalanan turun kami ngebut dalam sehari, dari Kalimati pkl 3sore, sampai Ranu Kumbolo sekitar pukul 5sore. Dan sampai Ranu Pane sekitar pukul 9malam. Dari Ranu Pane kami lanjut perjalanan menuju Bromo, yang jalanannya berpasir, saya sudah tidak sadar lah itu, tertidur pulas di mobil, padahal kepala kejedot kemana-mana.

Pukul 3pagi, udah harus bangun lagi, mengejar sunrise di Bromo. huaaaam ngantuknya, tapi gak berasa karena udara sejuk dan pemandangan Bromo yang gak kalah indah dari Semeru.

Pos Pemandangan buat liat sunrise. Ruamenyaaaa
Pemandangan dari pos
Rombongan dari Jakarta

Melihat dari atas
Ini diaaaaa indahnya Bromo Tengger Semeru

Ini pemandangan di balik kabutnya
Terimakasih atas perjalanan yang menyenangkan ini!


Gak disangka, siapa sih yang gak seneng diajak jalan-jalan ke tempat yang kamu impi-impikan selama ini. Udah bisa nyampe Malang aja bahagia, sampai Ranu Pane lebih bahagia, sampai Ranu Kumbolo dan akhirnya sampai Mahameru itu bahagianya meluap-luap. Terharu, bahagia, campur aduk. Sampai akhirnya saya menulis inipun masih tidak nyangka. Masih merinding juga memilih-milih foto yang akan saya tampilkan. Terimakasih Tuhan.
Aku cinta Indonesia. Aku cinta alamnya beserta keindahannya.

Saatnya kembali ke rutinitas, kembali ke Jakarta. Kuliah yang bener, cari uang yang banyak, dan menikmati keindahan alam yang lain. aaaamiiiin!
Ayo Pulang. Ayo Kuliah!
Rahmania Habiba. Powered by Blogger.