Catatan perjalanan : 26 - 28 September 2014
Pengembaraan ASTADEÇA angkatan 31 Tahun 2014



*****



Gunungnya sih gak begitu tinggi, 2.249mdpl. Tapi sadisnya luar biasa.
Gunung Guntur memiliki tiga puncak, puncak ketiga adalah puncak sejatinya, 2.249mdpl. Kedengerannya emang pendek. Orang-orang juga pasti banyak yang bilang, ngapain ke Guntur, puncaknya juga gak seberapa. Bagi yang ngerasa nyepelein banget nih gunung, mending dicoba dulu deh sebelum berkomentar.

Perjuangannya berasa banget sama keindahan yang didapat. Fisik, mental diuji di sini.
Gak perlu jauh-jauh ke ujung Timur, ternyata di Jawa Barat ada guntur yang menyimpan pesona indahnya tersendiri.



Berangkat dari sekret sehabis magrib, langsung menuju Pasar Rebo naik bis ke Garut via Cipularang biar lebih cepet. Di bis ketemu sesama pendaki juga yang pada mau ke Garut. Kebetulannya lagi, ketemu sama teman-teman peserta penmas ke gede kemarin. Dunia sempit sekali.

Perjalanan sekitar 5 jam dari Jakarta, sampai Garut sekitar pukul 12malam. Kami harus jalan kaki lagi menuju SPBU Taragong, karena bisnya kelewatan sampai ke alun-alun. Olahraga malam dulu lah kami.

Sampai SPBU sekitar pukul setengah 1pagi, kami lanjut dengan evaluasi dan briefing sampai pukul 3 pagi. Masih ada waktu buat tidur, mayaaan. Pukul 5 udah harus bangun lagi, nyari makan, karena perut kosong semalaman.

Ternyata ramai juga ya yang mau mendaki ke Guntur, denger-denger sih gunungnya sepi, panas, kering, tandus, pemandangannya juga biasa aja. Tapi, semenjak mendaki gunung menjadi tren, gunung Guntur ini setiap jumat sabtu minggu jadi ramai dikunjungi pendaki.

Beranngkat dari SPBU dengan truk pasir (Rp.10.000), Jadi Guntur itu banyak penambang pasir, nah truk yang kesana emang buat ngangkut pasir. Karena kalo jalan, udah bukan lumayan lagi sih. Panas, jalanannya naik turun, berpasir dan berkerikil lagi.

Sebelum ke start point diwajibkan untuk melapor ke Rumah Ibu Tati. Banyak juga para pendaki yang beristirahat disana. Untuk biaya sih dikenakan seikhlasnya.

Lanjutlah kami melewati gundukan-gundukan pasir. Kami pikir sudah mendekati puncak, karena memang puncaknya sudah terlihat jelas. Ternyata banyak perjuangan yang harus kami lalui.

Ini baru puncak satu yang terlihat

Kami mulai mendaki pukul 8pagi. Medan pertama yang kami lewati berupa ilalang tinggi dan kering. Sempet muter-muter karena memang banyak jalan yang terputus akibat penambangan pasir. Setelah itu kami dipertemukan dengan sungai pertama (POS 1), kami mampir sebentar cuci muka. Untuk menuju ke sungainya medan yang dilalui lumayan terjal, licin, dan berpasir.

menuju sungai pertama

sungai 1

Kami melanjutkan perjalanan ke POS 2, disana terdapat air terjun, namanya air terjun Citi'is. Udaranya segar sekali, masih banyak pepohonan hijau juga. Jarak yang ditempuh dekat sekali. Tapi sayang, gak sempet difoto hehe.

Lanjut ke pos 3, ternyata disini juga ada mata air, yang pastinya lebih bersih. Siapa bilang Guntur gak ada air. huuuuuh. Airnya berlimpah. Ini pos dengan sumber air terakhir. Jadi bagi yang mau ke puncak, isi amunisi disini dan menyegarkan diri dulu, karena sehabis ini, medannya sudah tandus, dan kering. Jarak dari pos 2 ke pos 3 sudah lumayan berat, kerikil dan terjal.

sungai pos 3
Di Pos 3 terdapat tenda volunteer untuk laporan pendaki yang akan menuju ke puncak, mereka ngecamp dari jumat - minggu, semenjak gunung ini ramai dengan pendaki, dan untuk berjaga-jaga apabila terjadi yang membahayakan.

Sambil menunggu adek-adek kami jalan, karena kami kurang tidur, disempetin tidur di jalan deh hehe banyak juga orang yang menyempatkan untuk istirahat di bawah pohon, karena udaranya yang sejuk. setelah pos 3 ini sudah tidak ada lagi pohon dan lapak yang adem.

tidur dulu boleh

Inilah bagian terberatnya: menuju Puncak Satu Guntur. Ini baru puncak satu loh, tapi nguras tenaga banget. Gue pernah ngerasain kaya gini pas mau ke Semeru, Tapi ini Guntur loh, yang tingginya gak seberapa, pemandangan bawahnya juga gak ada apa-apanya dibanding Semeru. Gokil deh pokoknya!

Siang bolong lewat jalur batu kerikil dan tanah yang tandus, sekalinya ada pohon itu juga mataharinya masih tembus. Mana jalurnya terjal banget, buat berdiri aja merosot. Ada yang lewat ilalang tapi terjalnya bukan main, lebih parah dari yang lewat kerikil. (tips: tongkat dan gaiter sangat dibutuhkan)

pohon nestapa

Sesekali melihat ke belakang, Kota Garut terlihat sejuk sekali

nemu lapak

semangat yah adek-adek

Inilah kemiringannya

Kami sampai sekitar pukul 8malam. Ah gila duabelas jam perjalanan. Gak kedapetan sunset. Karena emang gak keliatan kalo dari puncak satu. Kami langsung mencari lapak untuk mendirikan tenda.

Oia, cerita-cerita sesama pendaki, jadi di guntur ini masih rawan sama maling. Sering kejadian: tenda disobek trus barangnya diambil saat jam 1-3 pagi. Serem juga ada yang sampe ditodong. Jadi, harus banget ada jaga malam, kalo bisa bikin api unggun dan dirikan tendanya jangan pisah-pisah. Info ini juga disampaikan dari volunteer di POS 3, apabila kalian menyempatkan mampir ke tenda di pos tersebut.

Kami pun memilih tempat di rumput-rurmput kering, di sebelah kami terdepat beberapa tenda yang mayoritas laki-laki, jadi kemungkinan masih aman lah, malamnya kami juga bergantian jaga.

Pukul 4pagi, gue, bandot, dan empat adek-adek sudah bangun dan bersiap untuk summit attack. Pukul setengah lima kami sudah berangkat menuju puncak dua.

persiapan summit attack 

Ternyata perkiraan pendakian lebih cepat, kami sampai di puncak dua pukul 5pagi. Langit masih gelap. Kami menunggu fajar tiba kemudian foto-foto. 

Pagiku selalu lebih indah dibanding senja

Entah kenapa aku lebih senang mengejar matahari terbit, di saat orang-orang masih terlelap, di saat langit masih gelap. Karena menurutkan langit pagi itu lebih indah. Hanya orang-orang tertentu yang dapat melihatnya.

pendaki yang camp di Puncak 2

Di puncak ramai pendaki, ada juga yang niat ngecamp disini, padahal anginnya dingin banget. Karena puncaknya yang luas jadi kami masih bisa melihat pemandangan dengan jelas. Indahnyaaaaa.

Puncak Dua Gunung Guntur

Cikuray disana

Kami melanjutkan perjalanan menuju puncak tiga, sembari menunggu matahari terbit. Menuju puncak tiga lebih jauh dibanding dari puncak satu ke puncak dua. Tapi pemandangan yang didapat memang lebih indah.

antara puncak dua dan tiga

menuju puncak tiga

Akhirnya sampai juga di puncak tiga gunung Guntur, waktu menunjukkan pukul setengah 7pagi. Memang tidak banyak orang yang mencapai sini, mungkin karena sudah terlalu lelah dengan jalur ke puncak satu. Awalnya kami juga ragu bisa sampai di Puncak Guntur ini. Karena kondisi fisik adek-adek yang sudah lelah, tapi kami wanita tangguh. Yay!

Inilah Gunung Guntur, indaaaaaah sekali, terimakasih sudah membawaku kesini. Dulu emang sempet kepikiran mau kesini, tapi entah kapan. Banyak yang tidak menyarankan juga karena kondisinya yang kering dan tandus. Tapi inilah kepuasan yang saya dapat.

Gunung Guntur juga bersih dari sampah, para pendaki disini masih memiliki hati nurani untuk tidak meninggalkan sampahnya dimana-mana, walaupun gunungnya sudah tidak hijau lagi, setidaknya terbebas dari sampah. Semoga gunung Guntur terus terjaga kebersihannya. Kalo bukan dari kita siapa lagi yang akan menjaga alam ini.

Papandayan disana

selamat pagi, Indonesia!

Akhirnya sampai juga. 

Dari puncak terlihat banyak puncak pegunungan di Jawa Barat, yang gue tau ada puncak Cikuray dan Papandayan.

Selamat kalian generasi asta selanjutnya!

selamat untuk kesuksesan pengembaraan 2014

Kami kembali ke basecamp di Puncak satu, untuk sarapan sekaligus packing, biar sampai bawah tidak kesorean.

perjalanan turun dari puncak tiga

Sebelum melanjutkan perjalanan turun, kami sempatkan untuk foto di Puncak Satu yang terdapat kawahnya, naik kira-kira lima menit.

tim pengembaraan astadeca 2014

Perjalanan turun lebih berat dari pendakiannya, iyalah. Medan yang dihadapi berupa batu-batuan kerikil yang besar, serta berpasir. Sekali melangkah langsung merosot jauh, kalopun merosot, kaki malah kepental, karena kerikilnya sedikit jadi gak ada yang menahan kaki. Cara termudahnya: dengan merosot seperti anak kecil bermain perosotan.

Kemungkinan terburuknya: alas sepatu menipis dan jebol, celana sobek, pantat lecet kemasukan pasir, tas/cover sobek, dan parahnya bisa keguling juga.

Yap, sepatu dan celana gue harus pensiun dari sini.

terimakasih sepatuku, perjuanganmu cukup sampai disini

Teman setia saat lapar di siang hari

lanjut turun lagi.

selamat tinggal, Guntur. Sayonara.
Sahabatku pergi meninggalkanku, terbang tinggi ke awan~

Pergi yang dimaksud ya melepas mereka untuk mengejar cita-citanya.
Hidup tidak pernah berhenti selama masih bisa bernafas dan bergerak. Perjuangan akan terus berlanjut. Teruslah bermimpi. Release your high hopes and they'll survive.
Selamat atas selesainya perjuangan kalian selama 3tahun ini. This is the future and you are alive.

Yeah you're done!

Graduate Boy!



Happy Graduation ASTADECA family



*Semangat terus buat yang wisuda tahun depan, atau tahun depannya lagi.
**Kesuksesan menyertai kita semua dari berbagai jalan.
if two people are meant to be together, eventually they'll find their way back.

aku selalu percaya, segala sesuatunya pasti ada campur tangan Tuhan. Mungkin ini emang cara Tuhan juga untuk membuat kita terus bersama untuk menjadi lebih baik. semoga

Ada sebagian orang yang menganggapku terlalu bodoh, masih mau aja berurusan dengan orang seperti itu. 
Ada juga yang malah mendukungku.
Ada yang tidak terlalu mengurusi asal aku senang, katanya.

Jodoh emang gak ada yang tau kan, tapi gak ada salahnya untuk terus berusaha. Emang orang bodoh sih yang terus-terusan mau dibodoh-bodohi. ah aku tidak sebodoh itu, dan ia juga tidak sejahat itu.
Karena yang ngerasain aku dan dia.


Hidup penuh paradoks, kalo kata mbah Sujiwotejo. Kebenaran dan keburukan tidak mutlak.
Kata papah juga gitu, orang pasti punya sisi positif dan sisi negatif. Yang baik belum tentu selamanya baik, yang jahat juga belum tentu selamanya jahat. Ada yang tadinya baik karena kita terlalu dibutakan kebaikannya, kita malah gak tau kejahatannya yang tertutup itu akan berdampak lebih besar. Tapi ada kemungkinan juga kan, orang yang selalu dianggap jahat, ia malah bisa menjadi lebih baik. Karena dalam kebaikan pasti terselip keburukan. Dalam keburukan terselip juga kebaikan.


Everybody has two sides to them. I don't mean real or fake, I mean there are differences between your 2pm and 2am personality.


ya pokoknya aku merasa lebih baik aja.
semua ada saatnya kok, we need time.
Perjalananku masih panjang, aku juga gak tau bagaimana ke depannya.
but, there are certain people you just keep coming back to.
cause, perfection will not come.



happy for 777days with you.

Pernah aku berbicara dengan beberapa orang, mengenai perilakunya.
Sebenarnya ini pembicaraan yang ringan dan sedikit bercanda. Seharusnya.


Kapan taubat?

Sebagian ada yang menjawab, nanti kok ada waktunya. Kalo aku taubat tapi masih maksiat, Tuhan juga bosan kali menerima taubatku.

Mereka bisa bilang seperti itu, mungkin mereka merasa baik-baik saja dengan hidupnya, toh mereka gak menjalankan perintah agamanya, mereka masih bisa hidup dengan baik, dan mendapatkan apa yang mereka inginkan.



Lain cerita,
Disini ada yang sedang mati-matian melawan kematiannya yang sebenarnya dia sudah tahu akan sebentar lagi menjemputnya, kesehariannya sudah cukup baik untuk menjadi pribadi yang sholeh. Dia terus berusaha melawannya untuk dapat masih menikmati hidup tanpa adanya rasa sakit di sekujur tubuhnya.

Trus, apa kalian harus mengetahui waktu kematian kalian dulu untuk bisa benar-benar berubah menjadi baik?

Tuhan itu Maha Memaafkan dan Mengampuni. Emang gak ada kata terlambat untuk menjadi lebih baik. Tapi, apakah waktu kita masih ada saat kita sudah benar-benar siap menjadi lebih baik?

Sebenarnya ini bukan maksudku sok baik untuk menilai mereka-mereka, aku disini juga berbicara kepada diriku sendiri, yang masih jauuuuuuh untuk menjadi wanita yang sholehah.
Karena menjadi lebih baik itu sebuah proses.
Kita hanya perlu melalui proses itu.







p.s.
Kematian adalah sebuah misteri, biarlah ia menjadi misteri. Tapi apa yang lebih menakutkan ketika kita sudah mengetahui misteri itu, dan kita masih belum siap menerimanya, selain diri ini, akan banyak yang ditinggilkan.
Semangat untuk kesembuhan tanteku. Allah selalu di dekatmu.
La Hawla Wala Quwwata Illa Billahil Aliyyil Azim
Rahmania Habiba. Powered by Blogger.