yang paling aku takutkan bukanlah ketika aku harus kehilanganmu
tapi, ketika kamu tidak bisa kehilanganku, saat aku yang harus meninggalkanmu.

kamu bilang, aku gak mengerti perasaanmu.
apalagi yang harus kumengerti?


kamu tahu,
kesalahan terbesarmu adalah melakukan kesalahan yang sudah tidak bisa lagi kuterima,
aku sudah terlalu sering mengingatkanmu agar terhindar dari kesalahan itu,
aku sudah mempercayaimu lebih dari sebelumnya
aku sudah mencintaimu lebih dari sebelumnya
aku sudah,
ah sudahlah,
aku sudah terlanjur menaruh harapan terakhirku padamu, bahkan tujuan hidup kita sudah kita persiapkan bersama-sama.

ternyata jalan masih panjang ya.

aku juga gak ngerti apa yang menyebabkanmu melakukan kesalahan terbesarmu,
entah itu karnaku atau emang kamunya saja yang bodoh.
katamu sih kamu yang kelewat bodoh.

kamu terus memohon, meminta, bahkan menangis kepadaku agar aku kembali padamu. aku tidak bisa.
buat apa kita terus berjalan bersama,
dengan janji yang hanya bisa kau langgar,
dengan kata yang tidak ada kupercaya,
dan rasa benci. serta kenegatifan yang menyelimuti pikiranku tentangmu.

sampai akhirnya, bagaimanapun aku kepadamu, kamu akan tetap mencintaiku. katamu
sudahlah, siapapun kamu, aku tetap doain yang terbaik buat kamu kok. kataku menutup pembicaraan.
ya, itu aku.

ketika,
tidak ada kata yang dapat kupercaya lagi.
tidak ada perjuangan pembuktian kata-kata.
I love you not for whom you are,
but who I am when i'm by your side.
No person deserves your tears,
and who deserves them won't make you cry. 
Just because someone doesn't love you as you wish,
it doesn't mean you're not loved with all his/her being. 
A true friend is the one,
who hold your hand and touches your heart. 
The worst way to miss someone is,
to be seated by him/her and know you'll never have him/her. 
Never stop smiling not even when you're sad,
someone might fall in love with your smile. 
You may only be a person in this world,
but for someone you're the world. 
Don't spend time with someone,
who doesn't care spending it with you. 
Maybe God wants you to meet many wrong people,
before you meet the right one,so when it happens you'll be thankful. 
Don't cry because it came to an end,
smile because it happened. 
There will always be people who'll hurt you,
so you need to continue trusting, just be careful. 
Become a better person and be sure to know who you are,
before meeting someone new and hoping that person knows who you are. 
Don't struggle so much,
best things happen when not expected.
Selamat jalan, buleek :')

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar...

Laa Illahaillahu Allahu Akbar... Allahu Akbar Walillahilhamd....

Bule Lia udah tenang, udah gak sakit lagi, udah gak perlu nangis tiap malam. Bule Lia udah pulang ke kediaman yang lebih menenangkan. Allah selalu jaga bule Lia, dan sekarang Allah jaga bule Lia di tempat yang terbaik, di sisiNya.

Setahun sudah bule Lia berjuang untuk melawan rasa sakitnya, yang aku tahu semakin hari semakin menyiksanya.
Berawal dikira urat kejepit yang tak kunjung sembuh, udah berkali-kali coba cek ke dokter. Dokter juga gak ada yang tau penyebabnya. Kemudian diurutlah dia, yang seharusnya memang tidak boleh diurut. Selama tiga hari, tulang paha bule Lia geser, dan itu sungguh menyiksa sekali. Dibawalah ke RS. Siaga, Pasar Minggu. Ternyata terjadi keretakan pada tulang tersebut, dan tulangnya hampir menembus pembuluh darah.

Bule Lia sempet dirawat di rumah, karena saat itu juga, kakek saya(Bapaknya Bule Lia) sedang kritis di rumah dan akhirnya pulang duluan. Gak lama setelah kepulangan Akung, bule Lia kembali kontrol ke RS. Siaga, ternyata kakinya sudah tidak berfungsi lagi, tulangnya pun sudah ancur, ada cairan yang pecah. Riwayat bule Lia, memang pernah ada getah bening di punggungnya, dan gak lama kanker payudara. Langsung dirujuklah bule Lia ke RS Kanker Dharmais.

RS pun sudah memutuskan untuk melakukan amputasi langsung sampai ke pangkal paha. Bule Lia setuju, dengan tabah dan sabar, dia lebih baik kehilangan kakinya, daripada terus tersiksa.

Akhirnya bule Lia hanya memiliki satu kaki, keceriaan dia sudah kembali, walaupun sehari-hari harus menggunakan tongkat ataupun kursi roda, tapi semangatnya untuk melawan penyakitnya tidak pernah berhenti.

Bule Lia masih harus kontrol, dan melakukan radiasi/kemotrapi. Karena kanker di tubuhnya sudah mengalami penyebaran. Tapi bule Lia terus semangat, dan berjuang untuk hidupnya, dia keingat si kecil yang masih berumur 2tahun.

Setiap malam aku mendengar isak tangis bule Lia, melawan sakitnya. Batuk-batuknya yang sungguh menyiksa. Saat tenang aku mendengar alunan bacaan Al Quran. Kamarku persis di depan kamar Bule Lia. Tiap pagi mau berangkat kuliah, bule Lia sedang tertidur tenang. Aku kadang ikut menangis gak kuat melihat apa yang dia rasakan selama ini.

Ternyata kankernya sudah menyebar ke Paru-paru, makanya ia selalu batuk-batuk, setiap hari dia harus menggunakan tabung oksigen untuk bantuan pernafasan. Kanker yang di kakinya pun sudah semakin menjalar ke punggung. Setiap saat dia sering merasakan seperti kebakar di seluruh tubuhnya. Batuk-batuknya juga semakin parah. Badannya sudah semakin rapuh, sudah tidak bisa berfungsi lagi, hanya terbaring di atas tempat tidur dengan tumpukkan bantal untuk menahan punggungnya, kanker pun semakin menyebar ke Sumsum Tulang Belakang.

ya Allah, aku pernah benci bule Lia, sering berantem dengannya waktu dia masih muda, tapi melihat kondisi bule Lia saat ini, rasanya dulu aku pengen ngejaganya, supaya penyakit ini tidak datang. Tapi beginilah takdir. Dan hanya Engkaulah yang Maha Menentukan.

Tepat 40hari sebelum kepergiannya, bule Lia memanggilku, Riri, dan Kiki(adiknya). Kami semua mendengarkan semua omongannya, pesan-pesannya, sampai akhirnya bule Lia memberikan semua barang-barangnya untuk aku gunakan. Dia pun banyak meminta maaf untuk hal-hal yang aku anggap itu gak terlalu penting, tapi ternyata dia masih mengingatnya. Aku ingin nangis saat itu, tapi aku selalu menahannya, Bule Lia aja bisa kuat menahan sakitnya, tangisku hanya akan menambah rasa sakitnya, bule Lia cuma pengen kita semua sudah ikhlas dengan apapun yang terjadi.

Ada kata-katanya yang sangat menyentuh :
Bule Lia tuh sakit, sakitnya ini sakit banget, gatau bule Lia bisa sembuh apa tidak, bule Lia cuma berdoa, semoga yang ngerasain ini bule Lia, bule Lia gak mau kalian juga ngerasain ini. Karena ini sakit banget. Gak papah bule Lia yang ngerasain ini, biar buat jadi pengalaman juga, dan ilmu pengetahuan biar kalian bisa tahu juga. Jaga diri baik-baik yah. Inget masih ada Allah yang Maha Mengetahui hal sekecil apapun yang kalian lakuin.
ahhhhh air mataku ngucur, dan aku cuma bisa meluk bule Lia.


Ternyata Allah memiliki jalan yang terbaik..

Setelah 2minggu terakhir kondisi bule Lia semakin melemah, ia pun kembali dirawat di rumah sakit Dharmais. Aku sempatkan juga untuk menjenguk, kondisinya semakin melemah, untuk bicara pun susah.

Jumat terakhirnya, kondisi bule Lia semakin kritis. Sudah tidak sadarkan diri. Rencana bule Lia mau dipindahkan ke R.501 (jadi ini ruangan semi ICU, dimana orang-orang kritis disini, tapi masih bisa dijaga sama anggota keluarganya). Bule Lia nolak, dia mikir berarti kondisinya sudah parah, dan bule Lia tau kalo di ruangan tersebut kemungkinan hidupnya menipis.

Sabtu terakhirnya, aku pergi ke Bogor untuk survey lokasi. Pas maghrib disms sama papah bule Lia sudah meninggal. Itu nyeselnya, kesel sama diri sendiri, kenapa aku harus pergi saat itu, dan diizinin juga pergi. Kenapa aku gak pernah menyaksikan hal-hal yang bersangkutan sama bule Lia, sampai di nafas terakhirnya pun aku gak bisa menyaksikannya.

(4/10/2014 17.30) Bule Lia sudah dipanggil Yang Maha Kuasa
Sampai rumah malam, aku melihat tenda sudah berdiri di depan rumah, ramai orang berkumpul, bendera kuning sudah berkibar di depan gang. Bule Lia sudah tergeletak dengan kain kafan di ruang tamu, aku langsung nyari uti, nangis sejadinya. Aku teringat Starla.

Saat itu gema takbir berkumandang, karena pas besoknya Idul Adha.
Bule Lia dimakamkan Minggu, 5/10/2014 di TPU Kampung Kandang.
Takbiran juga mengiringi kepergian bule Lia ke liang lahat, pas banget kuburan sudah tertutup tanah, adzhan zuhur berkumandang.


Allah memang Maha Mengetahui.
Allah memang memiliki jalan terbaik untuk umatnya.
Selamat jalan bule Lia, aku akan selalu sayang bule Lia. Surga sudah menantimu.
Rahmania Habiba. Powered by Blogger.