Selamat Tahun Baru 2014
Harapan yang selalu bisa diandalkan: Harus menjadi lebih baik!

***
Akhir tahun gak ada acara jalan-jalan. Bokap udah ngomel-ngomel nyuruh pulang ke Pamulang, padahal di rumah juga cuma masak, makan, tidur, bengong, dan yap sekalian perbaikan gizi.

Ada baiknya juga sih,
karena umur semakin bertambah, waktu hidup semakin berkurang. (entah sampai kapan)
Jadi, malam ini hal yang gue lakuin ya introspeksi diri dan rekonstruksi hati.
***

Introspeksi diri;
Memikir balik hal buruk apa yang harus dibenahi di tahun mendatang,
Menurut gue orang dibagi menjadi dua, brengsek aja dan brengsek banget, karena sebaik-baiknya orang pasti gak luput dari kesalahan juga. Sedikit demi sedikit marilah hilangkan kebrengsekan pada diri ini. Sikap yang seenaknya aja, dan perkataan yang kadang menyakitkan. Hal kecil yang berakibat fatal buat orang-orang yang lebih menggunakan perasaannya. Sebenarnya, yang menilai diri ini bukan diri sendiri, melainkan orang lain. Kalo orang lain menilaimu bagaimana, terima saja, bukan malah dilawan, tapi kalo emang dirimu bukan seperti apa yang mereka bilang, bantahlah! Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan (Gie).

Kesalahan yang orang lain lakuin ke kamu, bukan semata-mata karena mereka yang salah, lebih kepada dirimu sebenarnya. Yang orang lain lakuin itu sebenarnya cerminan dari dirimu. Kalo kamu baik, mereka pasti bakal baik. Kalo dirimu buruk, mereka juga pasti melakukan hal buruk. Sebab sesuatu yang tidak dimulai dengan sungguh-sungguh memang pantas berakhir karena hal yang tidak sungguh-sungguh pula. Tapi gak semua hal harus penuh dengan keseriusan kan.
 
Negative minds will never give you a positive life.
Mau sampai kapan terus berpikiran buruk ke orang yang emang udah kamu kenal buruknya? Mau ampe kapan mereka ninggalin kamu cuma karena pikiranmu itu?

Sampai benar-benar ada,
Yang bisa membuat yakin, kalo sebenarnya masa lalu itu bisa membuat menjadi lebih baik, bukan malah memperburuk semuanya. 
Yang tidak memerlukan pertimbangan-pertimbangan dalam mengatasnamakan cinta.
Yang bisa membuat merasa lebih hebat dan pantas untuk diperjuangkan.
Yang bisa bertahan dan tidak pergi dalam kondisi apapun.




"Semoga ada yang menerangi sisi gelap ini. Menanti, seperti pelangi setia menunggu hujan reda." Efek Rumah Kaca - Desember.







P.S:
Jangan buru-buru,
nikmati prosesnya.
Tulisan yang tertunda, kegiatannya sudah terlaksana sejak  22Desember2013.

Rencananya udah dari beberapa hari yang lalu, siap-siapnya udah dari sabtu pagi, ngumpulnya udah dari siang. Obrolannya ngalor ngidul. Ujung-ujungnya berangkat malam naik bis. 
Dikata Tasik deket....
Alhasil, sampai Minggu, ngarung Minggu, baliknya Minggu itu juga. Minggu yang indah.

All the stuffs are packed.

pkl 2.38 sampai di Terminal Tasik.
Minggu pagi yang cerah tapi hujan rintik-rintik membasahi tanah, sendu sekali cuaca hari ini.
Tim pengarungan sudah siap untuk segera turun sungai, sarapan lalu pemanasan terlebih dahulu biar otot-otot gak kram. Setelah itu kami langsung menuju lokasi gudang perahu, menyiapkan alat-alat untuk pengarungan nanti. Safety first :)

Tim pengarungan Astaers

pemanasan

persiapan alat
 
Alat sudah siap, saatnya perjalanan menuju Citanduy. Yuhuuuuu~
Tim pengarungan ada lima belas. 13orang dari kami, bang Lepi, dan temennya bang Lepi.
Pengarungan dengan 2 perahu dan 1 kayak.
Tiap perahu diisi 6 awak dan 1 skipper. Salah satu perahu kondisinya kempes, harus sering dipompa.
Tetap semangat. Kejar jeramnya!!!!!



"Happiness only real when shared"

Siaaap ngarung
Jeram demi jeram kami lewati dengan semangat dan penuh keceriaan. Dengan mulus. Kami semua sorak sorai gembira, gak mikir halangan seberat apa di depannya. Yang kami cari memang kebahagiaan dan kepuasan melewati jeram.
Citanduy termasuk sungai dengan grade IV. Lumayan bahaya bagi orang awam. Apalagi kalo hujan turun, arusnya semakin deras.
Gimana enggak, jeram terus-terusan, jeramnya juga panjang-panjang. Jeraaaam, edise bentar, jeraam lagi, jeram lagi, edise bentar, jeraaam panjang, begitulah seterusnya.
Tapi kami semua sangatlah menikmati.
Selain udaranya yang sejuk, pemandangan yang disajikan sangatlah indah, dikelilingi bukit-bukit, kanan kiri masih tebing dan hutan. Sungainya juga sepi sekali, tidak ada mesin-mesin penambangan, sesekali ada rombongan pemancing.

istirahat sejenak


pompa perahu

Sampai pada akhirnya kita diingatkan untuk tetap selalu mengingatNya dalam kondisi apapun. Tuhan menyayangi umatnya dengan berbagai cara. Bersyukurlah bagi yang masih bisa menghirup udara bebas, yang masih bisa bergerak, ucapkanlah syukur selagi bisa.

Gak ada yang tau apa yang bakal terjadi ke depannya. Yang tadinya ceria, tertawa bahagia, tiba-tiba semua menjadi diam tak berkutik. Hanya doa yang diucapkan dalam hati.

Di Sungai Citanduy ini terdapat DAM, sejenis air terjun gitu tapi pendek, dan ternyata DAMnya jebol, di bagian yang jebolnya itu terdapat hidrolik dan besi-besi yang mencuat.

Perahu pertama lolos dari DAM, tetapi pas di jeramnya perahu mengalami rap. Gak bisa gerak kemana-kemana seperti stuck. Air semakin menenggelamkan perahu, makanan hanyut, para awak cuma bisa menggerak-gerakan perahu berharap perahu dapat terlepas, skipper yang panik cuma bisa diam. Untungnya disana ada Bandot, manusia yang berbadan besar, karena tubuhnya yang besar dan terus-terusan menggoyangkan perahu, akhirnya perahu pertama selamat.

Selanjutnya kayak yang melewati DAM, dan kayak pun terbalik, untungnya cuma ada satu orang, ketika perahu terbalik ia juga sudah tahu apa yang harus dilakukan, sebelum mencapai jeram, ia sudah meraih kayak dan langsung naik di atasnya. Kayak pun selamat.

Perahu terakhir yang melewati DAM, permulaan yang salah. Awak sudah lelah mendayung karena perahu yang nyangkut batu, perahu sudah keburu ketarik arus, kami semua terdiam, setelah berhasil menuruni DAM. Sepersekian detik, perahu langsung terbalik, para awak langsung mencar. Kondisi gue saat itu masih di dalam perahu, serasa gelap, mau keluar susah, karena di bawah batu-batu besar. Yang lain gak tau gimana kondisinya. Gue masih terjebak di dalam perahu, sampai akhirnya ada yang bantu gue keluar, keluar dari perahu malah kena hole, pusaran air sungai yang deras. Kepala gue masuk duluan ke dalem, seperti nyungsep tapi terus berputar-putar. Pusing. Setelah lama berputar-putar dalam pusaran, gue pun terbebas, tapi terus dihajar dengan jeram-jeram. Kaki gak bisa gue luruskan, kepala gue terasa kosong setelah terbebas dari hole barusan, kepala seperti tidak make helm. Pegangan gue dayung, karena gue selalu inget "jangan pernah melepas dayung", gue pegang terus tuh dayung, mau berenang jeram, kaki gue tetep nekuk, dengkul gue kehajar batu berkali-kali. Ternyata dayung gue patah, yang gue takutin kaki gue kenapa-napa. Di depan arus tenang, gue bisa selamat, bertahan, dikit lagi. Tapi itu rasanya gak kelar-kelar, panjaaaaang banget jeramnya. Entah berapa banyak air yang gue minum, pokoknya setelah itu perut gue kembung, dada gue sesak. Akhirnya gue selamat, berenang ketepian, kaki gue langsung gemetar tanpa henti, pikiran gue kosong. Kejadian apa yang barusan gue alami.
Terimakasih Tuhan, saya masih bisa napas dan kaki masih bisa napak. Alhamdulillah.

DAM

Jeram yang mematikan itu.

Persiapan sebelum melewati DAM

Akhirnya pengarungan selesai, hujan mengguyur semakin deras, arus pun semakin deras. Ternyata kami semua masih diberi keselamatan. Pengalaman berharga untuk ke depannya.

Menunggu jemputan

Tiga kurcaci tangguh!

kondisi dayung setelahnya

perahu sudah dilipat

kebersamaan tetap ada


Jangan pernah takut dengan hal baru di depanmu, sesungguhnya Tuhan bersama orang-orang yang pemberani dan yang selalu bersyukur. Never stop exploring.
"Ini bukan tentang siapa yang kita kenal paling lama, yang datang duluan, atau yang paling perhatian. Tapi tentang siapa yang datang dan tidak pergi."

Hati-hati.
Banyak orang bertindak palsu. Bertindak palsu bukan berarti copycat. Bukan. Tindakan mereka tidak mencerminkan jiwa, hati, dan pikiran mereka. Perkataan dan perbuatan beda. Serba palsu.
Jangan mudah percaya sama omongan deh. Apalagi omongan para anjing. Anjing menggonggong, kafilah berlalu. Jangan percaya sebelum ngerasain sendiri. Tapi sebelum ngerasain, ya taulah mana yang harus dirasain dan mana yang engga. Banyakin doa aja sih, semoga selalu dalam kebaikan. Amin!

"Empang apa kabar? Kapan mau diisi lagi? Tapi, gamau terjebak di empang yang dangkal lagi kan?". Hahahahaha rese!

Ada yang nyariin terus gitu aja dan sekedar cukup tau. Oke. Sekian. Thanks. Bye.
Ada yang tiap malem ngajak makan, dianterin pulang, tapi cuek bebek selebihnya.
Ada yang ngajak pacaran, pas dijawab lagi gamau pacaran langsung ngilang gitu aja.
Ada yang lagi modus, ternyata modusin yang lain juga.
Ada yang perhatian banget tapi perhatian juga ke semua.
Ada yang ngebet banget ngajak nikah.
Ada yang seenaknya pengen jadiin istri.
Ada yang lagi nyepik, eh gak lama masang foto cewe.
Ada yang sayang-sayangan tapi gak jadi-jadian.
Ada yang udah milikin malah ngelepasin gitu aja.
Ada yang giliran udah ditinggal baru berasa nyeselnya.
Ada yang keki gara-gara minta diperhatiin duluan.
Ada yang mohon-mohon minta balik kaya dulu.
Ada yang sok marah-marah tapi gak mau dibilang cemburu.
Ada yang baiknya kelewatan tapi cuma bisa sekedar teman.
Ada yang ngerasa cocok segalanya tapi kepercayaan gak cocok.
Ada yang bisanya cuma dianggap abang.
Ada yang terjebak masa lalu.
Ada-ada aja emang!

Gimana ya?
Sometimes, it's better to be alone, nobody can hurt you.
I don't actually feel comfortable being anyone's anything. Relationship is messy, and people's feelings get hurt.
Jangan lumpuhkan dia dengan mengatasnamakan kasih sayang.
Begitulah...
UTS udah lewat, tugas masih aja bermunculan, capek sama rutinitas, bosen dengan kepenatan kota, akhirnya gue putuskan untuk melakukan suatu perjalanan singkat, dikarenakan waktu itu emang gatau lagi mau ngajak siapa, karena yang pada diajak berujung php (gak cewe gak cowo). Emang harus cuma kita berdua aja, gaboleh ada yang laen. Partner gue yang satu itu sebut saja Mimi. 

Jumat malam, Jakarta masih diguyur hujan, partner gue itu sampe rumah gue pukul 9malam, langsunglah kita packing, awalnya nekat pengen jalan malam, gue gak kebayang kalo beneran jalan malam, entah kami bakal terdampar dimana.

Sabtu pagi akhirnya tiba juga, rencana mau jalan pagi buta gagal lagi karena bangun yang mepet, pukul 6pagi kami langsung ke stasiun naik kereta jursan Jatinegara, kami turun di Stasiun Duri, kemudian transit untuk naik kereta jurusan Tangerang (Rp. 4000. Dari Tangerang kami lanjut naik angkutan umum ke arah pintu air (Rp. 2000). Masih lanjut lagi buat naik mini bus(Rp. 7000) sampai Kp. Melayu (Kp. Melayu yang di Tangerang loh ini). Terakhir naik angkot sampai ke Pelabuhan Tanjung Pasir (Rp. 5000).

rute krl
kereta nya sepi

Sampai deh, pelabuhannya emang lebih bersih dari Muara Angke. Dari awal kami sudah memutuskan untuk ke Pulau Rambut, karena emang yang pengen kita cari itu sepi, cuma berdua aja dan laut lepas. Sampai mohon-mohon sama tukang kapalnya untuk diantarkan kesana, yang emang cuma 10menit dari Pulau Untung Jawa. Akhirnya naiklah kita ke kapal (Rp. 20.000). Semua rombongan pada turun di Pulau Untung Jawa, kami tinggal berdua yang ke Pulau Rambut. Oia, perjalanan dari pelabuhan cuma setengah jam, pulaunya juga terlihat jelas dari pelabuhan.

Pelabuhan Tanjung Pasir

Sesampainya di Pulau Rambut, bener-bener sepi tak berpenghuni, cuma ada pos penjagaan di deket dermaga, dan ada beberapa rumah kayu yang sudah rusak. Kami langsung datang ke pos.
TERNYATAAAA, emang gak boleh buat camping di pulau ini, si penjaga aja gak pernah tidur disini, mereka kalau tidur pasti ke Pulau Untung Jawa. YAAAAAAAAAAAAHHHH!!!
Jadi, pulau ini emang cuma buat para peneliti yang udah dapet izin resmi dari kantor di Jakarta gitu. dan juga pulau ini masih banyak binatang buasnya. Ooohhhh, yasudah gagal deh rencana bermalam di Pulau Rambut. Kata penjaga, nanti sore kita berangkat bareng menuju Pulau Untung Jawa naik kapal kantor.

Oke, perut kosong dari pagi dan sekarang udah siang, kita masak dulu deh.Selanjutnya kita berkeliling pulau ini, udah dateng masa cuma tidur-tiduran kan sayang juga.

sayur sehat, cuma garam dan gula.
Karena pulaunya masih deket dengan kota Jakarta dan Tangerang, jadi ya banyak sampah pabrik yang terdampar di Pulau ini, sampah gabus, karet, yang memerlukan waktu lama untuk terurai, sedih deh, coba dibersihkan pasti akan lebih indah, pasirnya putih lagi. Lautnya juga bening biruuuu.

sampahnya bukan maiiiiiin

duh sampahnya....

Pulaunya juga gak begitu panas, jadi enak buat ngiter-ngiter, anginnya banyak, main layang-layang juga bisa. Disana ada tembok pemecah ombak, karena ombaknya besar-besar, biar pulaunya gak rusak, jadi dibuatlah tembok ini. Kami sih menyebutnya tembok php hahaha abisnya banyak yang retak-retak gitu di tengah-tengah, kan udah asik-asik jalan, eh harus naik turun tembok supa bisa jalan sampai ujung.

bermain layang-layang

anak layangan

kan php banget kan

butuh perjuangan emang :')



hati-hati, banyak bulu babi juga loh

medan yang harus dilewati.

Kan dikirain, tembok php itu mengitari pulau, ternyata cuma sampai ujung aja, huft bener-bener php, udah sampai ujung eh harus balik lagi dengan medan yang sama. Tujuan kami sebenarnya pengen ke tempat bird view, jadi di pulau ini tuh ada sebuah menara untuk melihat burung-burung, dan ternyata untuk ke tempat itu harus make sepatu trekking, karena medannya rawa-rawa, oke next time ya harus dengan persiapan yang lebih oke.

Tiba di ujung
burungnya banyaaak sekali

Sampai pos lagi pukul 3sore, masih ada waktu buat santai-santai sejenak sambil nunggu dijemput kapal, yang penting kami sudah menikmati pulau ini, pulau yang indah tapi sayang tidak terawat.

santai kaya di pulau

It's always a Good Time :D

Kapal sudah menjemput, saatnya menuju ke Pulau Untung Jawa, sebelumnya kami diajak mancing loh ditengah laut, penjaganya jagooo banget loh dapetin cumi, cuminya gede-gede lagi. huh. Gue sama temen gue sibuk duduk sambil terombang ambing. Untung gada yang mabok laut.






Untung Jawa

Perjalanan selanjutnya, kami mencari pantai Timur, katanya si penjaga itu pantai masih sepi di pulau Untung Jawa, cocok buat kami. Melewati hutan bakau sampai perumahan penduduk. Perjalanan dari ujung ke ujung. Untung aja kita cewek-cewek kuat haha. semangat



Akhirnya tiba juga di Pantai Timur, pas nyampe lihat ada rombongan yang juga diriin tenda, haha kaya menemukan kehidupan gitu, gajadi berduaan berarti, punya tetangga, mereka cowok-cowok dan rame gitu malemnya pada bakar ayam, baik-baik lagi, kami dikasih penerangan dan juga ayam, hehe.
Kami pun juga menyiapkan untuk makan malam, temanya asin, karena gara-gara si Padet naro garem kebanyakan apa pengen kawin. hahaha ya dinikmati sajalah. Dehidrasi tuh

goreng martabak dan bakwan

Karena terbenanmnya matahari gak kelihatan, jadi gue gak bisa mendokumentasikannya, langsung aja ke sunrise, pagi-pagi gue udah bangun buat menikmati si cantik ini, sayang gue rada telat jadi gak dapet matahari yang pas segaris sama laut deh

Selamat Pagi, Indonesia.

Santai kaya di Pulau

Sayang banget, gue lagi berhalangan buat nyebur ke air, gue melewatkan berenang-berenang di pantai, ituuu nyeselnya bukan main loh, karena airnya bening, dan ada pohon di tengah laut yang bisa buat loncat-loncatan. Gue cuma duduk pinggir pantai sambil liatin tetangga yang pada asik berenang-berenang.

Pohon di tengah laut

tenang dan sepi

tetangga sebelah yang asik berenang

Mimi-nya masih bobo

Siang itu, kami bego, bego maksimal, lebih bego dari dingin-dingin di gunung, gimana enggak, kami diriin tenda gak di bawah pohon, dan tuh matahari bener-bener ada di atas tenda. ah gila. saat itu langsung gotong tenda, semua barang-barang panas, mentega mencair dengan cepat, keringat kami juga mengucur deras. Siang itu, kami habiskan bercerita di dalam tenda, gak terasa hari sudah semakin siang, dan kita harus pulang, besok kuliaaah....


nih pulau Untung Jawa yang sebenernya, rameee banget.

partner!

Stasiun Tangerang sore itu.

Sampai bertemu dalam perjalanan selanjutnya.

Semoga perjalanan selanjutnya, partner gue bertambah, dan pastinya ke tempat yang lebih indah lagi, tenang saja, Indonesia masih banyak tempat-tempat indah yang harus didatangi.










Pulau Seribu, 2-3/11/2013
Berdua memang lebih baik.
Rahmania Habiba. Powered by Blogger.