Hujan Turun Saat Senja

/
1 Comments


Saat itu,
sederhana, tapi itulah yang membuatku merasa yakin.

Saat itu, saat kita ingin pulang ke rumah setelah aku menonton perlombaanmu, walaupun bukan kamu pemenangnya, aku tetap bangga, dan aku senang. Kamu emang selalu membanggakan buatku. Hujan turun deras saat senja. Kita melipir sebentar siapa tahu hujannya nanti reda. Ah, semesta selalu mendukung kita. Hujan tidak ingin cepat reda. Kita meneruskan obrolan tentang kita.

Aku masih ingat detail kata yang kamu ucapkan. selalu kuingat. Kita saling berbagi cerita, dan saat itu kita memang sedang nyaman-nyamannya. Kita bahagia. Aku ingat sekali janji kita, apapun yang terjadi kita hadapi resikonya berdua.  Kita sama-sama meragu dengan apa yang sedang kita jalani sekarang. Tapi rasa kita sama. cinta.

Keraguan bukan tempat berpijak yang baik: ia hanya harus dialami untuk kemudian dilewati. Itulah sebabnya aku sempat meragukanmu (Fahd).

Masalah yang kita hadapi pasti ada jalan keluarnya. Tuhan begitu baik telah mempertemukan kita. Tuhan pasti punya rencana lain. Aku gak pernah percaya kebetulan. Semuanya rencana Tuhan.

Jahatnya aku, aku sempat bilang akan meninggalkanmu. Kamu marah besar. Bodohnya, aku gak mau ngalah. Kamu yang ngalah lagi. Aku tahu aku salah. Maafkan aku.

Kita pun berjalan beriringan lebih pasti dan lebih yakin. rasa yang ada semakin kuat. Tidak ada yang meninggalkan. Kita harus saling menjaga.

Ke depannya, emosiku sedang labil-labilnya. Kamu sedang capek-capeknya. Aku sadar itu. Aku tahu. Aku aja yang bodoh. Selalu begini. Selalu menyalahkanmu. Aku bingung.

Ternyata aku (benar) meninggalkanmu. Masalah yang ada emang cuma kita yang bisa menyelesaikannya. cuma kita. Aku bingung. Kali ini kamu juga melepaskanku begitu saja.

Aku bingung.
Kamu juga.
Seakan kita sudah tidak yakin dengan apa ke depannya nanti.

Akulah yang mengacaukan semuanya.
Kita butuh waktu.
Kamu butuh ketenangan. Aku juga.
Tapi rasa ini tetap kuat. Dan kita sama-sama tidak bisa menolaknya.

Aku udah gak berani berharap. Aku takut. terlalu takut.
Berdoa aja buat yang terbaik.


You may also like

1 comment:

Rahmania Habiba. Powered by Blogger.