Impian Lima Tahun
/
0 Comments
Siapa sih yang gamau ke Semeru? Para pendaki gunung pasti pengen banget kesana, sampai orang yang biasa-biasa saja pun ingin ke sana. Yang katanya gunung terindah dan tertinggi di pulau Jawa. Inget banget waktu SMP dikenalin buku 5 cm (Dhonny Dirgantoro) sama temen, tapi saya baru bacanya pas di SMA. Buku itu bener-bener inspiratif, dan karna buku itu saya jadi suka naik gunung dan pastinya ingin ke Semeru. Impian sejak lama, saat uang sudah terkumpul, waktunya juga pas, eh Semerunya lagi sakit. Banyak juga teman-teman yang ngajak kesana, tapi waktunya kurang tepat, ataupun uangnya juga tidak ada. Saat kuliah, sempet miris juga sih, melihat teman-teman yang udah pada majang foto-foto ke Semerunya, saya sendiri malah sibuk dengan hal-hal yang lainnya. Entah kenapa, sebagai pendaki gunung emang kurang rasanya kalau belum pernah ke sana. Ah, saya yakin kok, nanti pasti ada saatnya, ada waktunya.
Sampai akhirnya buku 5cm itu difilmkan, saya ikut roadshownya, semakin pengen rasanya ke Semeru. Ya pasti semakin banyak orang yang ingin kesana.
Impian itu tiba-tiba sirna, pendaki Semeru melunjak, dikarenakan film 5cm itu, Semeru jadi kotor dan rusak. Saya jadi tidak begitu mendambakan gunung tersebut.
Tapi, pada waktu yang sangat tiba-tiba, yang sangat tidak diduga. Saya mendapatkan sms dari senior saya yang saya ingat betul bunyinya:
"Nia, Bani, tanggal 8-12 Mei mau ikut ke Semeru gak? Transportasi dan makanan saya yang tanggung"
Awalnya biasa saja, karena saya mikir kuliah saya, tapi setelah saya diskusikan bersama Bani (teman sekelas saya), kami pun siap untuk ikut ke Semeru, karena hari kamis emang hari libur, hari jumat dan senin dosen kami biasanya tidak masuk, selasa kami libur.
Setelah mendapat izin dari orang tua, utik, dan orang yang sekarang menjadi pacar saya.
Akhirnya saya setuju kalo dari tanggal 8-15 Mei 2013 siap mengorbankan waktunya untuk sebuah mimpi yang tertunda.
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
MIMPIKAH INI??????????????????????????????????????????????????????????????????????????
Persiapan mulai dari peralatan, pakaian, dan fisik saya siapkan dari 2 minggu sebelum keberangkatan sejak saya putuskan untuk ikut ke sana. Dag dig dug sih, rada masih gak percaya juga. Semoga masih ada kesempatan, semoga baik-baik saja, semoga semuanya berjalan lancar. Amin
Sehari sebelumnya, saya pergi ke rumah senior saya untuk packing. jadi besoknya sepulang kuliah, saya tinggal langsung berangkat. All bags are packed. We're ready to go.
Akhirnya hari itu tiba juga, setelah kuliah, saya langsung berangkat ke tempat senior saya, yang kemudian kami ke Bandung naik travel, dikarenakan kehabisan tiket kereta, jadi kami naiknya dari Bandung.
Welcome to Bandung! |
The adventure begins |
Setelah duduk di kereta selama 15 jam berangkat pukul 16.00 sampai Surabaya 07.00 paginya. Dijemput di Surabaya dan bertemu dengan istrinya senior saya itu.Lanjutlah perjalanan ke Malang. Sampai Malang sekitar jam 12an kemudian bertemu dengan teman yang juga bergabung dengan rombongan kami. Rombongan kami jadi berjumlah lima orang, siap untuk mendaki Semeru.
Ranu Pane |
Ranu pane, inikah desa yang menjadi permulaan untuk mendaki Semeru. Saat itu suasana ramai sekali, ah memang sejak dari dibukanya Semeru, pendaki ramai sekali ingin mendaki, dan pastinya Semeru pun kotor.
Take nothing but pictures, Leave nothing but footprints, Kill nothing but times. |
Perjalanan dimulai pukul 15.00, target kami adalah Ranu Kumbolo, berharap sampai dalam waktu 4 jam, supaya hari tidak terlalu gelap. Menuju Ranu Kumbolo melewati beberapa Pos.
Watu Rejeng |
Landengan Dowo |
Mahameru tersembunyi dibalik bukit-bukit |
Menuju Ranu Kumbolo memang harus muterin beberapa bukit, walaupun jalannya landai dan udara yang sejuk. Ah, memang untuk menikmati keindahan dibutuhkan usaha yang beda. Akhirnya sampai Ranu Kumbolo sekitar pukul 7 malam. Bintangnya indah banget malam itu, tidak hujan sama sekali, udaranya juga tidak begitu dingin. Saya harus kesini lagi pokoknya!
Selamat Datang! |
Ranu Kumbolo |
Selamat Pagi, Ranu Kumbolo! |
Birunya air dan langitmu. Putihnya kabutmu. Hijaunya pohonmu. |
Sunrise! |
Paginya, sekitar pukul 9pagi kami lanjut lagi perjalanan menuju ke Kalimati. Yang pastinya akan melewati Tanjakan Cinta, dan Oro-oro Ombo.
Bukit Telettubies di balik Ranu Kumbolo |
Tanjakan Cinta |
Ada sedikit cerita tentang Tanjakan Cinta, mitosnya: apabila kamu naik dengan fokus memikirkan orang yang kamu sayang tanpa berhenti sejenak ataupun menengok ke belakang, maka dia akan bersamamu nantinya (katanya). Iseng-iseng saya coba, eh beneran saya sanggup sampai atas tanpa berhenti dan menengok ke belakang, memikirkan dia yang sekarang bersama saya, dan semoga ke depannya tetep bersama.
Ungunya Oro-Oro Ombo |
Setelah menanjaki tanjakan Cinta langsung disuguhi dengan pemandangan padang luas berwarna ungu ini, ya Oro-oro Ombo, gimana gak senengnya setengah mati. Benar-benar dari menanjak langsung turunan dengan pemandangan ini, yang dikelilingi bukit-bukit. Indaaaaahnya!
Akhirnya tiba juga! |
Ranu Kumbolo - Kalimati bener-bener padat merayap. sedih deh naik gunung nyari kesunyian, malah rame begini. Sampai di Kalimati sekitar jam 1 siang, itu aja disempetin tidur dulu di daerah Cemoro Tunggal selama setengah jam lebih. Tapi beruntungnya, saya bertemu dengan idola semasa SMA hehe, semoga di puncak ketemu dan foto bareng.
Di Kalimati tuh bener-bener gak ada air, jadi dari Ranu Kumbolo harus bawa air yang banyak, karena kami naik bersama porter, dan ia tau tempat ambil air yang terdekat, jadi persediaan air kami lumayan aman deh. Terimakasih bapak porter. Oia, porter disini tuh emang sadis-sadis deh bawaannya gak nanggung, dan mereka juga gak perhitungan, ngejalanin tugasnya dengan senang hati.
bersama pak porter yang baik hati di paling kanan |
Istirahat seharian, malamnya kita summit attack! Berangkat jam 11 malam.
Sedih deh, baru kali ini ke gunung sedih, apalagi gunung impian, aneh. Ya tapi emang, jalan menuju Mahameru macet total, tiga langkah berhenti. Udah melipir-melipir jurang juga tetep aja stak jalanan. Saya udah dipastikan gak bakal keburu nyampe puncak, gimana enggak, jam 3pagi masih stak di daerah Kelik (daerah batas vegetasi dengan jalanan berpasir). Kalo emang sampai jam 4pagi masih stak, lebih baik turun, karena untuk menuju Mahameru medannya berat dan dibutuhkan waktu yang lumayan lama, daripada gak keburu kan. Saya pun setuju saja dengan untuk turun saja ke bawah. Udah lemes juga ngeliat pemandangan yang macet dan dipenuhi orang. Pasrah saja lah, lain waktu pasti ada kesempatan lagi. Saya pasti menginjakkan kaki di Mahameru. Ada waktunya...
Tapi perlahan saya melangkahkan kaki mendaki Mahameru ini, entah semangat apa yang mengalir dalam diri saya, yang jelas saya harus berusaha maksimal dulu sejauh apa. Ini mimpi saya, ini semangat saya. Saya yakin, saya pasti bisa.
Maceeeeeettttttttttttt!!!! |
Pemandangan dari jalur. Matahari di sebelah kiri saya. |
Para pejuang Mahameru. Semangaaaat! |
Pemandangannya bikin merindiiiiiing |
Akhirnyaaaaaaaaaa! Impian itu saya dapatkan!
MAHAMERU! |
3676 mdpl; pkl 8.38; tgl 11-05-2013 |
Impian selanjutnya: Rinjani dan Agung di seberang sana. |
Lega rasanya, terimakasih yang sudah mendukung saya hingga sampai sini. Terimakasih Tuhan atas nikmat yang telah engkau berikan.
Perjalanan turun kami ngebut dalam sehari, dari Kalimati pkl 3sore, sampai Ranu Kumbolo sekitar pukul 5sore. Dan sampai Ranu Pane sekitar pukul 9malam. Dari Ranu Pane kami lanjut perjalanan menuju Bromo, yang jalanannya berpasir, saya sudah tidak sadar lah itu, tertidur pulas di mobil, padahal kepala kejedot kemana-mana.
Pukul 3pagi, udah harus bangun lagi, mengejar sunrise di Bromo. huaaaam ngantuknya, tapi gak berasa karena udara sejuk dan pemandangan Bromo yang gak kalah indah dari Semeru.
Pos Pemandangan buat liat sunrise. Ruamenyaaaa |
Pemandangan dari pos |
Rombongan dari Jakarta |
Melihat dari atas |
Ini diaaaaa indahnya Bromo Tengger Semeru
|
Ayo Pulang. Ayo Kuliah! |