Catatan Perjalanan 23 - 31 Mei 2014
Gunung Argopuro via Bremi (Probolinggo) - Baderan (Situbondo)
another journey with mimi. Karena yang mendadak lebih penuh kesan dan perjuangannya lebih kerasa :')
Dari Jakarta berangkat Jumat malam, all my stuffs already packed. Dikarenakan mendadak, ke Surabaya liburan panjang gini naik apa? tiket kereta abis, bis ke Surabaya itu harganya sama kaya naik pesawat. Lalu, kita menemukan teman yang seperjuangan, sayangnya mereka mau ke Semeru. Jadi kita berpisah di stasiun Surabaya. Gue naik kereta barang. Ya, kapan lagi kan bisa ngerasain bebas kaya gini. Tapi, emang lebih enak, sepi, bisa tidur selonjoran dengan leluasa, adem, pokoknya mantep deh. Karena tuh kereta berenti di stasiun gede, kalo pun keluar gerbang takut ketauan, jadi gue sama mimi nahan pipis semalaman. haha kami memang cewek hebat!
teman satu gerbong, terimakasih tebengannya :) |
Sesampainya di Surabaya, gue langsung dijemput sama temennya mimi, namanya Sopyan. Big thanks banget buat orang yang satu itu. mau-maunya nganterin dua cewek keliling-keliling Surabaya.
Kalo belum nyasar di kota orang itu namanya belum berpetualang. Seharian nyasar dan ketilang polisi. Mantep!
Oia, berhubung gue belum dapet tenda, sebelumnya gue sama mimi udah sibuk nyari pinjeman tenda dimana-mana, berhubung long weekend smua orang pada jalan. Untungnya, gue punya temen di Surabaya, namanya Apip dia punya tenda, dan akhirnya gue nyamperin dia ke kampus ITS. Alhamdulillah dapet tenda, gak jadi bikin bivak :')
makasih Apip :') |
Cukup sudah pengalaman 3hari di Surabayanya. Surabaya enggak jauh beda dari Jakarta, panas dan macet. Tapi sangatlah berkesan. Sampai bertemu lagi di lain waktu.
Senin (26 Mei 2014)
Gue melanjutkan perjalanan ke mapala Pawitra, Kampus PGRI. Rombongan naik gunung kami kumpul disana.
ukm pawitra |
Tengah malamnya kami langsung berangkat menuju Probolinggo, jalur pendakian Gunung Argopuro via Bremi. Sampai Probolinggo pagi, kami beristirahat sejenak dan sarapan dahulu sebelum melanjutkan pendakian ke Argopuro. Kami berjumlah 8orang, 4 laki-laki, dan 4 perempuan. Gue dari bawah aja udah menstruasi, ditambah lagi mimi juga ikutan. duuuh hati-hati aja deh. Gunung Argopuro ini merupakan hutan kawasan konservasi, belum sebagai Taman Nasional, jadi kami hanya melapor pendakian ke polres daerah sana.
kantor polres Probolinggo |
Tujuan camp pertama kami di Danau Taman Hidup. Kami start pendakian Selasa (27 Mei 2014) pukul 10.00. Waktu tempuh perjalanan 8jam, dengan jalan sangat santai. Karena hari pertama istirahat kami kurang, dan jalur pendakian tanah-tanah yang menanjak dan cukup terjal. Ditambah lagi keselnya, banyak pengguna motor trail yang membawa motornya sampai ke Danau Taman Hidup. Di jalur bikin polusi udara dan polusi suara. Udah diingetin tapi ya mau gimana katanya mereka juga udah sering kesana. Ngerusak habitat aja. Bisa bahaya nih gunung kalo bener-bener gak ada yang jaga dan ngelarang keras pengendara motor trail.
ini gapuranya nipu abis, masih jauh banget |
Masuk hutan aja langsung disuguhin hutan damar. adeeeem sekali, pohonnya tinggi-tinggi. Sepi
pohon damar |
Maghrib kami masih terjebak di jalur, belum ada tanda-tanda Danau. Kami istirahat sejenak sembari nunggu maghrib, membuat api unggun dan tidak lupa berdoa. Gak lama kami langsung menemukan Danau Taman Hidup. Alhamdulillah.
istirahat maghrib |
indahnya kebersamaan |
danau taman hidup kurang pasangan hidupnya aja :') |
perjuangan sekali lewat lumpurnya |
teman hidup perjalanan, mimi |
Rabu (28 Mei 2014), kami melanjutkan perjalanan menuju Cemoro Limo, hutan pohon cemara, kata mereka yang udah pernah ke Rinjani, pemandangannya mirip, kurang ada Danau Sagara Anak aja, tapi ini pemandangannya pohon-pohon cemara. Jalur yang kami lewati dari landai sampai menanjak. Kami juga melewati hutan lumut. Pohon-pohonnya banyak ditumbuhi lumut, karena hutannya yang tertutup dan lebat. Jalurnya juga rapat, bisa salah-salah kalo yang gak tau, masih jarang juga pendaki yang lewat.
hutan lumut |
Berangkat dari Danau Taman Hidup pukul 11.00 sampi Cemoro Limo sekitar pukul 4 sore. Malam ke dua lebih dingin, karena lokasinya yang di kelilingi bukit dan terbuka. Diriin tenda, masak-masak sambil ditemani langit sore yang indah. Yang camp disini hanya tenda kami dan bule dari Perancis bersama porternya, malamnya datang 2orang yang turun dari puncak karena kemalaman mau lanjut ke Danau.
sunsetnya gak keliatan ketutup awan |
senja di Cemoro Limo |
Kamis (29 Mei 2014), perjalanan hari ini akan lebih berat dari sebelumnya, karena kami harus mengejar dua puncak dan dilanjutkan menuju tempat camp di Cisentor. Dari Cemoro Limu menuju alun-alun lonceng, yaitu padang safana antara dua puncak. Perjalanan sungguh keren, ilalang yang dilewati sangat tinggi dan rapat, kami tidak ada yang membawa tramontina, hanya bermodalkan batang pohon. Jalur yang menanjak dan terjal. Melewati beberapa bukit.
muka lelah tapi semangat lanjut terus |
perjuangan menuju padang savana yang pertama |
Setelah mendaki dengan susah payah, melewati medan yang terjal, akhirnya semua itu terbayar dengan melihat padang savana alun-alun lonceng yang sepi dan indah sekali. Gue otomatis langsung terharu meneteskan air mata. Banyak sekali cerita di tempat ini, rombongan belakang ada yang kesasar ampe naikin bukit dulu, ada yang ketipu disuruh merayap dikira beneran ada burung merak, kalo diinget-inget masih ketawa dan terharu sekali untuk bisa sampai disini.
alun-alun lonceng, belakang argopuro |
sore hari yang indah |
Pukul 13.00 kami sampai di alun-alun lonceng, sepi sekali, di sana kami hanya bertemu teman mapala dan tidak ada rombongan lain. Kami beristirahat sejenak, menaruh barang bawaan kami, kemudian kami lanjut ke Puncak Rengganis dan Puncak Argopuro.
menikmati edelweiss |
Puncak keduanya kecil, tidak terlalu besar, hanya ada arca, dan plang
nama puncak. pemandangan yang terlihat dari atas bukit-bukit dan
batu-batu. Untuk menuju ke puncaknya, medan semakin terjal dengan
batu-batu cadas.
akhirnya, puncak Rengganis |
perjalanan menuju puncak Argopuro |
akhirnya, puncak Argopuro! |
Hari sudah semakin sore, pukul 16.00 kami melanjutkan perjalanan ke Cisentor. Karena untuk kesana bisa sampai malam, pas magrib kami mampir dan istirahat dulu di Rawa Embik, merupakan salah satu mata air, karena terdapat sungai disana.
Di Rawa Embik kami bertemu teman sesama pendaki, mereka baru naik dan ngecamp disana, mereka baik sekali, kami beristirahat sembari ngobrol dan menghangatkan tubuh di dekat api unggun.
rawa embik |
Pukul 20.00 kami sampai di Cisentor, di sana cukup ramai, banyak pendaki yang bermalam disana, kami mendirikan tenda, dan masak makan malam. Di sana kami juga bertemu dengan teman dari mapala Jakarta yang baru mau ke Argopuro, mereka naik via Baderan.
teman mapala stacia umj |
bang Madun yang tak berdaya haha |
Jumat (30 Mei 2014) kami berencana melanjutkan perjalanan turun hingga sampai pos Baderan. Kami melewati berbagai keindahan yang tiada hentinya untuk mengucapkan syukur. Tempat paling indah yang saya temui yaitu, Cikasur, keindahannya ngilangin rasa capek yang ada. Gimana enggak, setelah melewati tanjakan langsung disuguhi padang savanah yang luaaaaas sekali, perjalanan turun serasa begitu indah menuju Cikasur tersebut.
kyaaaaaa Cikasur!!!!! |
meet me again under blu sky :') |
terimakasih kepada kaki ku yang telah mengantarku kesini :) |
Di Cikasur terdapat mata air, yang kesegerannya belum gue temuin di gunung yang pernah gue daki sebelumnya. Cuaca sepanas dan seterik itu, pas abis minum air ini tenggorokan langsung seger. Oia, gue gak suka untuk minum air yang langsung dari sungai atau air mentah. Tapi engga untuk mata air ini. Padahal gue juga masih nyimpen air mateng, langsung gue buang dan gue isi air ini. Parah segernya deh! Beningnya mata air, dan selada air yang tumbuh di pinggirannya, kalau beruntung bisa liat burung Merak lagi minum di sungai ini.
mata air Cikasur |
Kami melanjutkan perjalanan kembali, yang kami temui hamparan savanah luas, masuk hutan sebentar, keluar hutan padang savanah lagi. Kaki melepuh, karena cuaca juga yang panas.
alun-alun kecil |
alun-alun besar |
bunga-bunganya lagi pada mekar |
jadi inget Oro-oro Ombonya Semeru |
smileeeee, because it happened |
Karena kami start terlalu siang, yaitu pukul 11.00 dan di perjalanan
kami yang terlalu santai dan menikmati, kami sampai di bawah Sabtu (31
Mei 2014) pukul 01.00. Gila kan! kami nekat jalan tengah malam. Kaki
pada kapalan semua, abis lewat savanah di siang hari, abis itu lewat jalur tanah kering yang sempit bikin hati kejepit, eh kaki maksudnya. Terus malamnya, dilanjutkan lewat
jalur batu-batuan yang lancip bikin menyayat kaki sampai ke hati. duh
barbie mau nangis aja rasanya.
bikin hati kejepit :'0 |
Sepanjang jalur hati-hati deh dengan daun jancuk, dibilang gitu karena emang menyiksa banget kalo udah kena, gatel-gatelnya bukan main, bikin penyakit!
daun jancuk |
terimakasih Argopuro, aku akan kembali. |
Oia, pendakian ke Argopuro kali ini juga untuk mengenang kepergian almarhum saudara dari Mapalaska yang menghembuskan nafas terakhirnya di gunung ini. Sesampainya kami di mata air dua pukul 20.00 kami beristirahat untuk makan dan tidak lupa memanjatkan doa juga buat saudara kami tersebut.
Akhirnya tiba juga di pos, setelah melewati berbagai hal yang di luar dugaan serta tidak masuk akal, ah sudah berlalu, yang penting kami selamat dengan terus berdoa kepada Tuhan, dan keep safety.
pos Baderan |
bawa aku pulang, rinduuuuu! |
Terimakasih saudarakuuuuu |
terimakasih ya Allah. |
Terimakasih untuk semua yang telah membawaku ke Argopuro. Tujuan utama mendaki gunung bukanlah puncaknya tetapi bagaimana kita bisa kembali sampai rumah dengan selamat. Sebuah perjalanan bukan hanya sekedar jalan-jalan untuk mencari kesenangan semata, banyak sekali pelajaran yang dapat diambil hikmahnya. Never stop exploring.